Transformasi Imam Masjid ke Imam Kementerian

ILUSTRASI transformasi imam Masjid Istiqlal ke imam Kementerian Agama RI.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Masjid dapat mewujudkan kehidupan sosial yang damai dan toleran di tengah tantangan fenomena intoleransi dan ekstremisme.
Di bawah kepemimpinan Nasaruddin, Kemenag diharapkan menjadi garda terdepan dalam upaya mewujudkan kehidupan umat beragama di Indonesia yang lebih harmonis, damai, dan toleran.
Apalagi, Nasaruddin juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk masyarakat dan dialog antarumat beragama.
Terkait fungsi pendidikan, di Masjid Istiqlal telah didirikan lembaga-lembaga pendidikan. Mulai pendidikan anak usia dini (PAUD), madrasah ibtidaiyah (SD), madrasah tsanawiyah (SMP), sampai jenjang madrasah aliyah (SMA/SMK).
Bahkan, di Indonesia ada masjid yang memiliki lembaga pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi seperti Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya dan beberapa masjid besar lainnya.
Untuk fungsi kesehatan, telah didirikan dan difungsikan poliklinik kesehatan atau layanan kesehatan secara gratis, terprogram rutin, dan lain sebagainya.
Demikian pula untuk fungsi ekonomi dan fungsi sosial lainnya, didirikan organ atau unit yang terkait untuk mengembangkan kemandirian, pemberdayaan, dan pengembangan umat.
Secara umum, fungsi masjid saat ini berkembang secara ekspansif untuk pemberdayaan dan pengembangan umat seperti yang telah dilakukan di beberapa masjid besar.
Selain terdapat layanan keagamaan, ada layanan kesehatan, pendidikan, pembinaan moral, ekonomi, konsultasi, dan lain sebagainya. Hal itu menunjukkan bahwa masjid telah difungsikan secara optimal.
Apa yang telah dikemukakan di atas adalah fakta dari fungsionalisasi dan moderasi masjid yang perlu dipublikasikan dan diadopsi di Kemenag RI.
Kehadiran masjid dengan fungsi-fungsi ekspansifnya dalam ikut serta memberikan pendidikan dan pencerahan kepada umat jangan sampai dikotori atau dinodai dengan isu-isu negatif, intoleransi, dan ekstremisme.
Kepemimpinan sebagai imam besar masjid yang meliputi kedisiplinan, kealiman, keilmuan, kejujuran, toleran, dan kesantunan menjadi human capital serta pengalaman yang sangat penting dan berharga.
Itu semua dapat diadopsi dan ditransformasikan di lingkungan Kemenag yang sering menjadi sorotan.
Di sisi lain, dalam menjalankan tugas dan fungsinya terkait kebijakan moderasi beragama dan perwujudan kehidupan umat beragama yang damai, Kemenag selama ini juga telah menunjukkan keberhasilannya.
Hal tersebut dapat dilihat dalam hal toleransi beragama di Indonesia menurut indeks kerukunan umat beragama (KUB) di Indonesia yang mengalami kenaikan menjadi 76,02 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: