Ecoton Serukan Bahaya Microplastic, Bisa Racuni Manusia

Ecoton Serukan Bahaya Microplastic, Bisa Racuni Manusia

Ecoton menyerukan dampak mikroplastik pada ginjal manusia pada Seruan Aksi Operasi Plastik Manusia Pastik yang diadakan di Taman Apsari Surabaya. (Rabu, 13 November 2024)-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY


Ecoton serukan bahaya microplastic, bisa racuni manusia. Foto: Aktivis Ecoton mengkampanyekan bahaya plastik mikro di Taman Apsari, Surabaya, 14 November 2024. -Angelika Ariko Pinkan-Harian Disway

Rafika Aprilianti, kepala laboratorium Ecoton Indonesia, mengatakan bahwa endapan plastik mikro sulit diurai tubuh. "Yang bisa keluar dari ekskresi manusia hanya sekitar 20 persen. Sisanya mengendap di dalam tubuh," ucap dia.

Menurut Rafika, ada penelitian dari Universitas Airlangga yang bisa jadi rujukan. Riset itu mencoba membersihkan plastik mikro silika di jantung manusia. Ternyata, biayanya membersihkan jantung itu mencapai puluhan juta rupiah.

"Apalagi di darah manusia terdapat 1,6 miligram plastik per liter. Komposisinya meliputi 50 persen dari PET, 36 persen dari polistyrene, 23 persen dari LDPE, dan 5 persen dari bahan lainnya," lanjut Rafika.

BACA JUGA:Hari Bebas Kantong Plastik Internasional 3 Juli: Sejarah, Tujuan, dan Cara Memperingatinya

BACA JUGA:BRUIN Rilis 10 Perusahaan Penyumbang Sampah Plastik Terbanyak

Selain memperkaya data dari berbagai jurnal asing, Rafika dan tim dari Universitas Jember juga mengambil sampel dari feses dan ASI. Sampel itu diambil dari sembilan kabupaten/kota di Indonesia.

Hasilnya, di feses manusia hingga ASI memang terkandung plastik mikro berjenis PET dan lainnya. Itu sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik.

"Plastik mikro juga terkandung di berbagai produk skincare," lanjut Rafika. Padahal di dalam peraturan BPOM nomor 23 tahun 2019, dinyatakan bahwa tidak boleh ada plastik mikro di dalam produk kosmetik.


Dampak yang ditimbulkan saat endapan micro plastic terlalu banyak di dalam tubuh--HARIAN DISWAY

Nyatanya, masih ada 58 persen produk kecantikan berkandungan plastik mikro yang ditemukan oleh Ecoton Indonesia. Organisasi itu pun protes ke BPOM Jatim. Tetapi, mereka diarahkan untuk protes ke BPOM Pusat.

BACA JUGA:BRUIN Rilis 10 Perusahaan Penyumbang Sampah Plastik Terbanyak

BACA JUGA:Botol Plastik Berbahaya? Yuk Kenali dan Ketahui Jenis-Jenis dan Bahayanya!

"Mereka berdalih tidak bisa melakukan apa-apa kecuali ada regulasi dari pusat. Jadi nanti sekitar tanggal 20-an November, kami akan pergi ke Jakarta untuk berunding soal plastik mikro," ujar Rafika.

Selain melakukan protes ke BPOM, Ecoton Indonesia juga melakukan diskusi bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: