Kurikulum dan Fenomena Pelajar Masa Kini, Transisi Belum Efektif
Potret para pelajar SMPN 19 Surabaya di perpustakaan sekolah mereka.-M Azizi Yofiansyah-HARIAN DISWAY
Teguh juga mengingatkan bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada nilai, tetapi juga pada pengembangan berpikir kritis. “Siswa perlu diajarkan untuk memahami dan menganalisis, bukan sekadar menghafal,” ujarnya.
Ketua Dewan Pendidikan Jatim Prof. Dr. Warsono.-Prof Warsono-Harian Disway
Harapan dari Perubahan Nomenklatur Kementerian
Pemerintah baru-baru ini melakukan perubahan nomenklatur kementerian, memisahkan tanggung jawab pendidikan dasar dan menengah dari pendidikan tinggi. Langkah itu diharapkan dapat meningkatkan fokus pada pengembangan sistem pendidikan yang lebih efektif.
Teguh memandang perubahan itu sebagai peluang besar untuk memperbaiki kualitas pendidikan. “Dengan fokus yang lebih jelas pada pendidikan dasar dan menengah, kita dapat menciptakan kurikulum yang terukur dan relevan dengan kebutuhan siswa di setiap jenjang,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara guru, orang tua, dan pemerintah untuk menciptakan pendidikan berkualitas. “Pendidikan bukan hanya tugas sekolah, tetapi juga tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Ia berharap semua stakeholder, dari guru, kepala sekolah, hingga orang tua, dapat berkolaborasi untuk menciptakan pendidikan berkualitas.
“Pendidikan jangan dipolitisir. Harus ada kerjasama dari semua pihak untuk mendukung pelaksanaan pendidikan yang berkualitas,” ungkapnya.
Masalah Sosial Ekonomi
Tantangan lain yang dihadapi adalah kondisi sosial ekonomi siswa. Teguh menyoroti bahwa banyak siswa tidak bisa fokus belajar karena kebutuhan dasar mereka tidak terpenuhi. “Jika siswa masih memikirkan apa yang akan dimakan di rumah, bagaimana mereka bisa fokus belajar di kelas?” katanya.
Hal itu menunjukkan bahwa pendidikan harus didukung oleh kebijakan sosial yang membantu keluarga siswa memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Menuju Pendidikan Berkualitas
Perubahan nomenklatur kementerian diharapkan dapat memperkuat koordinasi antarjenjang pendidikan. Prof Warsono menekankan pentingnya perencanaan pendidikan jangka panjang yang tanggap terhadap tantangan zaman.
“Politik pendidikan harus visioner, tidak hanya mengatasi masalah jangka pendek, tetapi juga mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan global,” ujarnya.
Dengan sinergi semua pihak—guru, orang tua, masyarakat, dan pemerintah—diharapkan pendidikan di Indonesia dapat berkembang lebih baik. Pendidikan yang berkualitas adalah kunci untuk mencetak generasi penerus bangsa yang kompeten dan tangguh di masa depan.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway