Penerapan Adopsi Teknologi Baru Pertanian Capai 80 Persen, Ekonomi Desa di Indonesia Timur Tumbuh

Penerapan Adopsi Teknologi Baru Pertanian Capai 80 Persen, Ekonomi Desa di Indonesia Timur Tumbuh

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (baju putih) mengatakan, program pemberdayaan TEKAD ini akan menjadi fondasi perubahan berkelanjutan untuk masa depan desa Indonesia.-Kemendes PDT-

HARIAN DISWAY - Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) hasil kolaborasi antara Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) menunjukkan dampak signifikan bagi pembangunan ekonomi desa di Indonesia Timur. 

Menurut hasil Outcome Survey oleh Lembaga Independen dari Universitas Brawijaya, tingkat adopsi teknologi dan praktik baru dalam pertanian oleh rumah tangga sasaran mencapai 80 persen hingga 99 persen 

Project Manager sekaligus Direktur Pengembangan Produk Unggulan Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi M. Fachri mengatakan, secara keseluruhan, sektor pertanian menunjukkan adopsi yang paling luas dan berkelanjutan. 

"Sebagian besar rumah tangga mengadopsi teknologi atau praktik seperti pengolahan tanah, penggunaan benih unggul, dan panen,” kata Fachri, Selasa, 17 Desember 2024.

Selain adopsi teknologi baru, tingkat partisipasi masyarakat dalam program Tekad juga sangat tinggi.

BACA JUGA:Surabaya Siap Hadapi PPN 12%, Insentif Sektor Properti hingga Mobil Listrik jadi Harapan!

BACA JUGA:Pekerja Padat Karya dengan Gaji di Bawah Rp 10 Juta Bebas PPh 

Sebanyak 81,13 persen responden menyatakan telah menerima informasi tentang Tekad, dan 73,75 persen aktif terlibat dalam berbagai kegiatan program. 

“Partisipasi aktif sebesar 73,75 persen menjadi bukti bahwa masyarakat tidak hanya mengetahui program Tekad, tetapi juga tergerak untuk berkontribusi langsung,” tambah Fachri.

Fachri menegaskan, Program Tekad akan terus berfokus pada keberlanjutan pembangunan ekonomi di Indonesia timur. 

Perencanaan jangka panjang yang melibatkan masyarakat akan menjadi prioritas untuk memastikan pembangunan desa yang inklusif dan berdaya saing. 

Capaian di tahun 2024 ini akan dijadikan dasar untuk perencanaan dan pelaksanaan program yang lebih baik di tahun 2025.

BACA JUGA:Penjualan Properti Terhambat Dosa Masa Lalu

BACA JUGA:Paket Kebijakan Ekonomi, Subsidi Silang untuk Yang Membutuhkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: