Isra Mikraj 2025, Refleksi Spiritualitas di Era AI

Isra Mikraj 2025, Refleksi Spiritualitas di Era AI

ILUSTRASI Isra Mikraj 2025, Refleksi Spiritualitas di Era AI-Arya-Harian Disway-

BACA JUGA:Dialog Nabi Muhammad dengan Nabi Musa saat Peristiwa Isra Mikraj

Apakah kesibukan sehari-hari telah membuat kita lupa akan hakikat tujuan hidup yang sebenarnya? Apakah interaksi kita dengan keluarga, teman, dan masyarakat sudah mencerminkan akhlak yang mulia? 

Pertanyaan-pertanyaan itu seharusnya menyentuh hati kita dan menjadi cermin yang jujur dalam mengevaluasi diri. Sebab, sejatinya, refleksi dari Isra Mikraj tidak hanya tentang hubungan kita dengan Allah, tetapi juga bagaimana kita berperan menjadi pribadi yang lebih baik di dunia ini.

Isra Mikraj mengingatkan kita untuk tidak hanya fokus pada aspek vertikal, yaitu hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga aspek horizontal, yakni hubungan toleransi dengan sesama manusia. 

BACA JUGA:Kronologi Lengkap Peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw, Mulai Penyucian Sampai Menghadap Allah

BACA JUGA:Isra Mikraj, Perjalanan Nabi Muhammad di Bulan Rajab Bertemu Allah hingga Menerima Perintah Salat

Dalam semasa perjalanan hidup Rasulullah SAW, kita melihat keteladanan beliau dalam membangun hubungan harmonis dengan masyarakat, suri teladan yang baik, dengan menerapkan sifat adil, dan menunjukkan rasa kasih sayang kepada semua makhluk ciptaan Allah tanpa terkecuali. 

Itu menjadi pelajaran penting bagi kita untuk terus menumbuhkan rasa empati saling memahami satu sama lain, kepedulian sosial, dan semangat berbagi kebaikan di tengah komunitas kita.

Isra Mikraj juga mengajarkan pentingnya memiliki iman yang teguh ketika menghadapi tantangan hidup. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW yang tetap teguh dalam menghadapi ejekan dan penolakan dalam menyampaikan risalahnya, kita pun dapat tetap teguh dalam menghadapi kesulitan, kesukaran, dan ujian hidup. 

BACA JUGA:5 Tradisi Khas Perayaan Isra Mikraj di Indonesia, Ada Ngusiran di Lombok

BACA JUGA:Libur Isra Mikraj dan Imlek Berdekatan, Pemerintah Berlakukan Sistem Contra Flow Untuk Antisipasi Arus Lalin

Kita diajarkan untuk tidak menyerah dalam menghadapi suatu tantangan. Ketika kita menjadikan salat sebagai pilar terpenting dalam hidup kita, kita akan merasakan kedekatan diri kepada Allah dan dituntun untuk mencari kedamaian bahkan di tengah kesulitan. 

Dalam dunia yang makin sibuk dan terhubung oleh teknologi saat ini, sangat penting bagi kita untuk tetap setia pada iman kita. Di tengah dominasi AI dan teknologi canggih, manusia kian terbuai oleh kemudahan yang ditawarkan hingga sering lupa menjaga hubungan spiritual dengan Sang Pencipta. 

Perkembangan teknologi dan AI juga makin membuat hidup manusia makin terasingkan dari orang lain. Sebab, hampir semua jawaban dan bantuan bisa kita dapatkan dari AI.

Perenungan atas Isra Mikraj seharusnya dapat menjadi titik awal untuk menata ulang prioritas hidup. Ada baiknya kita keluar dari rutinitas sehari-hari dan bertanya pada diri sendiri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: