Mengenang 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer dan Pengaruhnya bagi Generasi Masa Kini

Karya buku novel pertama Pramoedya Ananta Toer berjudul Bumi Manusia (kiri atas). --Pinterest
HARIAN DISWAY - Pramoedya Ananta Toer merupakan sastawan yang lahir di Blora pada 6 Februari 1925. Beliau adalah sosok yang sangat terkenal di kalangan sastrawan lokal hingga mancanegara dan sukses menulis lebih dari 50 karya yang berhasil dipublikasikan.
Pemikiran kritis yang disalurkan dalam tulisan-tulisannya serta perjuangan yang dilalui memberikan jendela baru bagi para pemuda untuk berani berkarya. Dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Pram, simak pengaruh pemikirannya yang membawa dampak besar bagi generasi muda saat ini.
Karya Sastra Pramoedya
Melalui buku novel pertamanya yang berjudul Bumi Manusia, Pram berhasil menyalurkan ide menulisnya dengan alur cerita sejarah yang menarik. Isi buku yang menceritakan tentang perjuangan melawan penindasan.
BACA JUGA: Sehari ke Blora, Bisa ke Mana Saja? Kampung Samin hingga Rumah Pramoedya
Serta kesewenang-wenangan kolonial dalam berkuasa mengandung nilai perjuangan yang sangat tinggi. Karyanya tersebut berhasil menarik perhatian banyak kalangan dan membuat buku itu sukses diterjemahkan kedalam berbagai Bahasa asing.
Tantangan dan Masa Kelam
Dibalik kesuksesan karya pertamanya, Pram harus menghadapi tantangan dan masa kelam terhadap larangan serta penarikan eksemplar oleh Kejaksaan Agung. Beberapa organisasi pemuda bentukan orde baru pada 1981 menggelar diskusi yang mana hasil dari diskusi tersebut berupa kecaman terhadap karya Pramoedya.
Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang akan menyelenggarakan pameran buku tahunan, tiba-tiba mengirim surat pembatalan Hasta Mitra selaku penerbit buku yang didirikan oleh Hasjim Rachman, Joesoef Isak, dan Pramoedya Ananta Toer.
BACA JUGA: Rancangan Perpres Hak Penerbit: Payung Hukum Jurnalisme dan Industri Media Massa
Maxwell lane selaku penerjemah Bumi Manusia ke dalam bahasa Inggris juga selaku staf kedutaaan besar Australia di Jakarta dipulangkan oleh pemerintah, serta perusahaan yang menerbitkan karya pertamanya pun mundur akibat tekanan dari Kejaksaan dan aparat keamanan.
Pram dituduh telah menuliskan ajaran mengenai komunisme yang pada faktanya isi buku itu sama sekali tidak menjelaskan hal tersebut. Tidak gentar dengan ancaman-ancaman yang didapat, Pram terus melanjutkan untuk berkarya hingga pada akhirnya berhasil mejadi sastrawan sukses dan berpengaruh.
Pengaruh Pramoedya Terhadap Generasi Muda
Chris Wibisana, 21 tahun, sudah membaca karya Pramoedya sejak duduk di kursi SMP.-Dwiki Marta-BBC NEWS INDONESIA
Seorang pria bernama Chris Wibisana merupakan salah satu pemuda Indonesia yang merasakan dampak pengaruh dari sosok tegas Pram.
Chris Wibisana, 21 tahun, yang sudah membaca karya Pramoedya Ananta Toer sejak duduk di kursi SMP. -Dwiki Marta-BBC NEWS INDONESIA
BACA JUGA: Gus Ipul Ajak Perangi Radikalisme dan Komunisame di Hari Pahlawan
Dengan hasil karya yang menjelaskan tentang perlawanan terhadap suatu kewenangan, Chris beranggapan bahwa ia memiliki pengalaman yang serupa ketika berada di bangku SMA ia terlibat perselisihan dengan gurunya bertahun-tahun lalu.
Ia merupakan seorang penulis sejarah dan sastra yang hanya sudi menjabat dengan kepala tegak tanpa perlu mencium tangan. Hal tersebut terjadi bukan karena tanpa sebab, melainkan ia teringat oleh kisah di novel Bumi Manusia.
Novel yang menceritakan tokoh Minke yang harus merangkak setiap kali menemui sang ayahnya yang merupakan seorang bupati di sebuah masyarakat feodal awal abad ke-20.
"Minke itu begitu sengsaranya dia merangkak-rangkak untuk bertemu bapaknya sendiri," kata Chris yang kini berusia 21 tahun, dan sudah membaca karya Pram sejak duduk di kursi SMP.
"Mencium tangan orang yang belum tentu kita agungkan, yang belum tentu kita setujui pribadinya, dan belum tentu kita menghormati pada dia, saya rasa itu enggak cock dengan kepribadian saya," katanya kepada wartawan Johanes Hutabarat.
Tidak hanya Chris seorang, melainkan banyak dari generasi muda saat ini yang terinspirasi dan merasa termotivasi oleh kerja keras Pram dalam mewujudkan sebuah karya sastra.
BACA JUGA: Nusron Wahid: Kalau Gibran Lecehkan Mahfud, Kok Cium Tangan
Hal ini menjadi momentum penting dalam mengenang 100 tahun di hari kelahiran Pramoedya untuk meneladani semangat juangnya yang tinggi. (*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/bumi_manusia_(novel)