Sinetron Indonesia: Beberapa Kesalahannya

ILUSTRASI Sinetron Indonesia: Beberapa Kesalahannya -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
MENARIK mencermati fenomena ”dokter detektif” (doktif) di TikTok yang mengungkap klaim berlebihan kandungan skincare. Keberadaan doktif menyadarkan publik pada perlunya pengawasan terhadap berbagai produk yang beredar di Indonesia.
Sama halnya dengan perlunya pengawasan berbagai konten di media massa, antara lain, sinetron. Mau tidak mau apa pun yang dikonsumsi publik Indonesia perlu diawasi, atas nama perlindungan terhadap publik.
Izinkan kali ini saya bertindak sebagai ”dosen detektif” yang mengulas sinetron Indonesia. Artinya, apakah sinetron itu sudah berkualitas atau menggambarkan realitas yang sebenarnya. Itu sebagai upaya kita meningkatkan kualitas sinetron Indonesia. Juga, sebagai cermin presentasi masuk Indonesia.
BACA JUGA:Fuad Baradja, Pemain Sinetron Jin dan Jun Meninggal Dunia
BEBERAPA TEMUAN
Ada beberapa temuan penulis dalam hal ini.
Pertama, sinetron Indonesia kurang menampilkan realitas sejati. Hal itu berkaitan dengan detail, gambaran yang sebenarnya dari kondisi kehidupan keseharian. Sebagai contoh, rumah sangat sederhana digambarkan berdinding bambu, tetapi tampak masih sangat baru.
Secara visual, itu sangat mengganggu, apalagi digambarkan kemiskinan sang pemilik rumah berlangsung sudah lama.
BACA JUGA:Laris Manis Sinetron Indonesia dengan Cerita
Contoh lain yang mengganggu adalah gambaran orang yang sedang tidur atau bangun tidur dengan wajah penuh riasan make-up. Ada kesan para pemain sinetron kita malu terlihat jelek di layar kaca. Hal tersebut tentu saja, meski detail kecil, sangat mengganggu logika penonton.
Kedua, segala sesuatunya seolah serba kebetulan yang tak masuk akal. Dengan kata lain, kehidupan ini rasanya terlalu mudah, bahkan seolah tidak ada perjuangan dalam meraih cita-cita.
Misalnya, setelah lulus sekolah, seseorang dikabarkan selalu kuliah; setelah kuliah, mendapatkan pekerjaan; mengendarai kendaraan mewah (mobil atau motor); dan tinggal di rumah yang penuh fasilitas berkelas. Situasi tersebut kurang menggambarkan kondisi gaji orang yang baru untuk memulai karier ataupun profesinya.
BACA JUGA:Nggak Masuk Akal, Sebelas Parodi Jasa Pedagang Keliling Nyeleneh ala Sinetron Indonesia
Tak kalah mengherankan, para pemain sinetron kerap digambarkan sebagai sosok cantik atau ganteng. Karakter perempuan, terutama yang protagonis, selalu digambarkan bertubuh ramping.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: