Sponge City: Solusi Modern untuk Kota Bebas Banjir

Sponge City: Solusi Modern untuk Kota Bebas Banjir

Ilustrasi curah hujan yang tinggi. --Humas PCU

HARIAN DISWAYHujan deras dalam waktu yang lama sudah menjadi hal yang biasa beberapa waktu ini. Terlebih bagi warga Jakarta dan Surabaya. Hujan besar nan deras yang membuat banjir sudah menjadi agenda tahunan bagi dua kota metropolitan itu.

Setiap musim hujan, ancaman banjir selalu membayangi. Tapi, tahukah Anda bahwa selain faktor alam, struktur kota dan desain bangunan juga berperan besar dalam menentukan seberapa parah dampak yang ditimbulkan?

Timoticin Kwanda, dosen arsitektur Petra Christian University (PCU), menjelaskan bahwa banjir bukan sekadar soal hujan deras dalam waktu yang lama, melainkan ada beberapa faktor pendorong lain.

“Misalnya di Jakarta, jika resapan air di satu daerah tidak mencukupi, maka air akan mengalir ke kawasan lebih rendah. Itu sebabnya beberapa area selalu menjadi langganan banjir,” paparnya.

BACA JUGA:Lima Sungai di Kabupaten Bandung Meluap, Banjiri Sembilan Desa

BACA JUGA:Sebut Banjir di Depan Istana Garuda IKN Hoaks, OIKN Minta Masyarakat Tidak Mudah Percaya Berita Palsu


Timoticin Kwanda, dosen Architecture PCU berbagi tips menanggulangi cuaca ekstrem di kota-kota besar. --Humas PCU

Di kota-kota pesisir, fenomena air pasang atau rob juga memperparah situasi. “Air laut naik ke sungai dan daratan. Ketika hujan datang, sungai meluap, air hujan tidak bisa mengalir ke laut, maka banjir pun terjadi,” ujar Timoticin.

Oleh karena itu, desain tata ruang kota yang baik dan sistem pengelolaan air yang efisien menjadi kunci utama dalam mengatasi masalah ini.

Lalu, apa solusinya? Di berbagai negara, konsep Sponge City mulai diterapkan sebagai strategi mengurangi risiko banjir. IKN Nusantara, misalnya, sudah mengadopsi konsep ini dalam perencanaannya.

“Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan daya serap air hujan melalui infrastruktur yang dirancang khusus, seperti taman terbuka, danau penampungan air, drainase berpori, hingga atap hijau,” tambahnya.

BACA JUGA:Kementerian ATR/BPN Jamin Penggantian Sertipikat Tanah yang Terkena Banjir, Dorong Warga Beralih ke Elektronik

BACA JUGA:Jalur Rel Gubug-Karangjati Yang Terendam Banjir Selesai Diperbaiki, Perjalanan KA dari Surabaya Pasarturi Kembali Normal

Surabaya menjadi salah satu contoh kota di Indonesia yang mulai menerapkan pendekatan ini. Pemerintah kota telah membangun kanal-kanal dan danau buatan untuk menampung air hujan sebelum dialirkan ke laut.

“Saluran air dari bangunan tidak langsung dibuang ke sungai, tapi ditampung dulu di kanal. Air ini baru dialirkan ke laut setelah pasang surut, mengurangi risiko banjir di permukiman,” jelas dosen yang mengajar Konservasi Cagar Budaya Arsitektur di program Magister Arsitektur PCU itu.

Selain itu sistem harvesting tank juga mampu menjadi solusi untuk mengatasi banjir. Kita bisa melihat banyak bangunan di Surabaya kini sudah menerapkan sistem itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: