Mengapa Anak Muda Sering Memendam Perasaan saat Terluka?

Anak muda kini cenderung memendam perasaan ketika sedang terluka daripada harus bercerita. -Mehtap Halil-Pinterest
Bahkan kesulitan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Banyak yang merasa tidak tahu harus bicara kepada siapa karena mereka belum menemukan orang yang cukup aman dan bisa dipercaya.
Mereka pernah merasa dikhianati, direndahkan, atau dianggap aneh hanya karena jujur tentang isi pikirannya sendiri. Karena itulah mereka menutup diri, dan lebih memilih untuk sendiri.
BACA JUGA: Memahami Mental Block: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Tidak semua orang tahu bagaimana bersikap saat mendengar cerita pribadi dari orang lain, sehingga hal inilah yang menjadi masalah besar. Banyak orang yang buru-buru menyela, memberi nasihat.
Bahkan membandingkan dengan pengalaman sendiri yang justru membuat orang yang sedang jujur merasa tidak dihargai. Kita bisa belajar menciptakan ruang yang lebih aman untuk orang-orang terdekat.
Termasuk anak muda yang sedang belajar memahami dirinya. Mendengarkan dengan tulus, tidak menyela, dan tidak langsung memberi saran bisa membuat perbedaan besar.
BACA JUGA: Kebiasaan Tidur dengan Lampu Menyala, Mengapa Masih Banyak Dilakukan?
Sikap kecil seperti ini bisa menjadi alasan seseorang mulai berani membuka diri. Anak muda juga perlu waktu dan proses untuk mengenali emosi mereka sendiri tanpa merasa bersalah karenanya.
Tidak semua hal harus diceritakan kepada semua orang. Tapi penting bagi mereka untuk tahu bahwa ada pilihan untuk bicara saat merasa butuh dan tidak perlu berpura-pura kuat ketika kenyataannya sedang merasa rapuh.
Memendam perasaan bukan hanya soal gengsi atau trauma, tapi juga tentang bagaimana mereka belajar bertahan di tengah lingkungan yang tidak selalu ramah terhadap emosi.
BACA JUGA: Pailleter Bisa Jadi Jerat Finansial bagi Anak Muda, Mengapa?
Jika kita mulai membuka ruang yang lebih peduli dan penuh pengertian, mereka tidak harus lagi merasa sendirian saat terluka. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: