Tantangan Nyata Brand Kecantikan Indonesia di Balik Euforia Skincare dan Make-up

ILUSTRASI Tantangan Nyata Brand Kecantikan Indonesia di Balik Euforia Skincare dan Make-up.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Banyak brand kecantikan lokal yang bergantung pada e-commerce sebagai satu-satunya saluran distribusi. Tidak dimungkiri, berjualan di e-commerce tentu lebih murah dan mudah.
Padahal, konsumen produk kecantikan membutuhkan interaksi dan pengalaman secara langsung sebelum memutuskan untuk membeli. Tidak semua konsumen mau mengambil risiko dengan membeli sebelum mencoba.
Kebutuhan akan adanya pengalaman konsumen secara langsung dibuktikan dengan membeludaknya pengunjung di setiap acara kecantikan tahunan. Misalnya, Jakarta x Beauty (JxB) dan Beauty Fest Asia (BFA).
Pada acara-acara itu, konsumen dimungkinkan untuk mencoba produk kecantikan dari brand lokal secara langsung, yang sebelumnya mustahil untuk dilakukan. Akan tetapi, sudah cukupkah itu untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi dan pengalaman konsumen terhadap produk sebelum membelinya?
ISU OVERKLAIM PADA PRODUK KECANTIKAN
Pada akhir 2024, konsumen digemparkan oleh konten doktif (dokter detektif) yang mengungkap bahwa sebagian brand kecantikan lokal melakukan fraud dengan mencantumkan klaim yang tidak sesuai.
Misalnya, salah satu brand ternama A mengeklaim bahwa produk mereka mengandung retinol sebesar 1 persen. Namun, setelah diuji doktif, kandungannya ternyata kurang dari itu.
Produk dari brand lain malah mengandung bahan yang seharusnya hanya bisa didapatkan dengan resep dokter dan berbahaya apabila digunakan tanpa pengawasan.
Kehadiran doktif mengguncang dunia brand kecantikan lokal yang berujung pada turunnya kepercayaan konsumen. Akibat hal itu, konsumen pun mempertanyakan kinerja BPOM Indonesia.
Beberapa brand bahkan harus merugi hingga miliaran rupiah atau bangkrut akibat konten doktif. Padahal, konten yang dibuat bertujuan mengedukasi konsumen Indonesia agar bijak dalam membeli dan mengonsumsi produk kecantikan serta mengungkap bobroknya industri itu.
KEHADIRAN BRAND LUAR DENGAN HARGA TERJANGKAU
Brand kecantikan lokal juga bersaing dengan brand luar yang baru hadir, terutama dari Tiongkok. Mereka menawarkan produk dengan harga murah dan kualitas yang baik. Sebut saja Skintific, The Originote, dan Timephoria.
Brand itu berhasil mendominasi pasar Indonesia melalui strategi promosi yang agresif dan kampanye viral, bahkan sempat dianggap sebagai brand asli Indonesia.
Hal itu menambah ketatnya persaingan brand kecantikan lokal yang sebelumnya juga sudah sempat didominasi brand kecantikan asal Korea Selatan.
LALU, BAGAIMANA AGAR BRAND KECANTIKAN LOKAL DAPAT BERTAHAN?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: