Bonus Demografi, Gen Z, dan Tantangan SDM

ILUSTRASI bonus demografi, genZ, dan tantangan SDM.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Demo Mahasiswa Bukti Gen Z Bukan Generasi Apatis
BACA JUGA:AI dan Gen Z: Bencana atau Oasis?
Di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi dan adaptifnya generasi digital terhadap kemajuan zaman, mereka kerap kali mendapatkan stereotipe sebagai kelompok yang rapuh dan mudah mengeluh.
Karena itu, dikhawatirkan membesarnya populasi kelompok itu justru menimbulkan ledakan pengangguran yang dahsyat. Walhasil, bonus demografi bisa berubah menjadi musibah demografi jika pemerintah gagal meningkatkan kualitas hidup dan mendorong peningkatan produktivitas generasi digital di masa depan.
Fenomena bonus demografi setidaknya mendatangkan dua manfaat besar bagi perekonomian.
BACA JUGA:Darurat Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kebahagiaan Gen Z
BACA JUGA:Gen Z yang Pemberang
Pertama, pasar tenaga kerja domestik mendapatkan pasokan tenaga kerja dalam jumlah besar. Selain itu, proses kerja lebih cepat dan efisien karena dikerjakan penduduk kelompok usia produktif.
Kedua, imbas dari poin pertama bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama dari sisi sektor rumah tangga. Sebab, menurunnya rasio ketergantungan (penduduk nonproduktif) berdampak pada meningkatnya produk domestik bruto (PDB) per kapita.
Kendati demikian, kedua keuntungan tersebut hanya bisa diraih perekonomian domestik, prasyaratnya jika gen Z dan generasi milenial tergolong sebagai generasi yang kuat, yakni generasi yang tidak bermasalah dengan kesehatan mentalnya.
BACA JUGA:Kredit Macet Gen Z
BACA JUGA:Soft Living, Cara Gen Z Menolak Hustle Culture
Ketiga, meningkatkan tabungan masyarakat dan sosial. Seiring meningkatnya usia produktif gen Z yang bekerja akan menaikkan tingkat pendapatan yang pada gilirannya mendongkrak tingkat kesejahteraan dan kemakmuran.
Keempat, merupakan embrio generasi emas yang secara strategis diharapkan bertanggung jawab dan mampu mengelola aktivitas ekonomi dan sosial demi kelangsungan hidup bernegara. Terlebih, keberlangsungan regenerasi merupakan faktor determinan bagi sistem pertahanan sebuah bangsa.
Padahal, faktanya, generasi digital di era zaman now dihantui gangguan kesehatan mental remaja yang serius. Dan, kondisi itu sangat perlu mendapatkan perhatian dari para pemangku kepentingan di negeri ini, terutama yang terkait dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: