Operasi Berantas Preman

ILUSTRASI Operasi Berantas Preman. Presiden Prabowo Subianto memerintahkan pemberantasan preman di Indonesia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Sinopsis Film Kaka Boss, Kisah Preman Tobat yang Banting Setir jadi Penyanyi
BACA JUGA:Kapolda Metro Jaya Fadil Imran: Lawan Preman Kagak Pake Lama
Pernyataan itu tegas dan jelas. Polri berkata tegas. Tapi, mengapa preman malah bertambah banyak, bahkan beroperasi di dekat istana kepresidenan? Tak kurang Presiden Prabowo memerintah Kapolri dan Kejaksaan Agung agar bekerja sama memberantas preman berkedok ormas.
Apakah itu akibat law enforcement tidak jalan? Ataukah memang preman bertambah berani akibat kemiskinan masyarakat?
Operasi Berantas Jaya berdurasi 9–23 Mei 2025. Sepanjang itu, Polda Metro Jaya mengerahkan 999 personel. Mereka melakukan patroli di seluruh wilayah kewenangannya. Setelah 23 Mei 2025 entah, apakah masih ada patroli?
BACA JUGA:Andy Elektrik, Preman Berhati Malaikat
BACA JUGA:Demo Jogja Memanggil Ricuh: Gas Air Mata dan Preman Bersenjata di Tengah Aksi Tolak RUU TNI
Kemiskinan dan premanisme di Indonesia sudah sangat lama. Di zaman Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto, pemberantasan preman dilakukan secara senyap. Tanpa pengumuman pemerintah. Masyarakat pun menjuluki penembakan (oleh aparat terhadap preman) misterius, disingkat petrus.
Petrus dari 1982 sampai 1985. Puluhan ribu preman dan terduga preman (yang ternyata salah sasaran) mati ditembak petrus.
Media massa Indonesia saat itu tidak ada yang berani memberitakan petrus. Paling-paling, memberitakan tentang ditemukan mayat tak dikenal tergeletak mati di pinggir jalan raya dengan luka tembak. Tidak ada wartawan yang berani memberitakan lebih dari itu. Misalnya, siapa penembaknya?
Mayat-mayat pria korban petrus memang sengaja dipamerkan, di pinggir jalan raya, dekat sungai, atau strategis lainnya. Kondisi mayat, tangan dan kaki terikat. Kebanyakan di dalam karung (orang Surabaya menyebutnya glangsing sehingga disebut korban glangsingan).
Dikutip dari BBC News, 11 April 2023, dikisahkan tentang terduga tiga preman Yogyakarta pada 1983: Trimurdjo alias Kentus, R. Rusdi alias Monyol, dan Rus Amantri alias Mantri.
Kentus satpam SMA Bhineka Tunggal Ika dan jukir di Pasar Kranggan. Monyol satpam diskotek Colombo dan jukir di Jalan Solo. Mantri satpam di pusat perbelanjaan. Namun, melalui info teman-teman, mereka diincar tantara sebagai target petrus.
BBC mewawancarai istri Kentus, Wahyu Handayani biasa dipanggil Bu Nuk, di Yogyakarta, 2023.
Dikisahkan, saat itu (1983) di Yogyakarta marak petrus. Ribuan preman yang menamakan diri sebagai Gabungan Anak Liar, disingkat Gali, ditembak mati tentara tanpa diadili. Mayat-mayat mereka di-glangsing, digeletakkan di pinggir jalan raya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: