5 Destinasi Bersejarah Bernuansa Tionghoa, Latar Film Pernikahan Arwah

Potret Klenteng Cu An Kiong-sekitar.rembang-Instagram
Kini bangunan tersebut dialihfungsikan menjadi rumah makan dengan tetap mempertahankan struktur aslinya.
Ornamen khas Tiongkok seperti ukiran kayu, lampion, dan altar keluarga masih dipertahankan. Memberikan suasana otentik saat menikmati hidangan. Tempat itu menjadi penghubung sempurna antara sejarah, kuliner, dan budaya.
3. Kelenteng Cu An Kiong
Kelenteng tertua di Lasem itu berada di Jl. Dasun, Desa Sodetan, Kecamatan Lasem, dekat kawasan pusat kota tua Lasem.
BACA JUGA:Tiga Seniman Jepang Tampilkan Barongsai Kontemporer di Pecinan Tambak Bayan
Didirikan sejak abad ke-15, klenteng tersebut merupakan pusat spiritual dan budaya masyarakat Tionghoa di Lasem.
Kelenteng Cu An Kiong secara harfiah memiliki arti "istana ketentraman welas asih" yang hingga kini masih aktif digunakan untuk peribadatan dan perayaan Imlek.
Kelenteng itu juga kerap dikunjungi wisatawan. Karena arsitekturnya yang indah serta atmosfer magis yang selaras dengan nuansa dalam film Pernikahan Arwah.
BACA JUGA:Sedekah Bumi Kampung Pecinan ke-127 Masukkan Wayang Kulit Masuk Agenda Pariwisata Surabaya
4. Rumah Merah Lasem
Berada di kawasan Karangturi, rumah itu dinamakan “Rumah Merah”. Karena dominasi warna merah pada cat dan ornamennya yang khas Tionghoa.
Rumah itu menjadi contoh nyata dari akulturasi budaya. Yaitu dengan arsitektur yang memadukan antara budaya Tionghoa dan Hindia Belanda.
Selain cantik untuk difoto, rumah itu juga sering dijadikan lokasi kegiatan budaya. Seperti pameran batik dan pelestarian sejarah lokal.
BACA JUGA:Series Jejak Naga Utara Jawa (4): Geger Pecinan Sampai Orde Baru
5. Rumah Candu Lawang Ombo
Gambaran depan Rumah Candu Lawang Ombo-santoso_patrick-Instagram
Rumah besar yang terletak di Jl. Sunan Bonang No. 70, Pereng, Soditan, Kecamatan Lasem itu dulu merupakan tempat pembuatan dan peredaran candu.
Rumah itu menjadi bagian dari sejarah perdagangan di masa kolonial. Lawang Ombo artinya “Pintu Lebar”, mengacu pada ukuran pintu utama bangunan yang besar.
Meski pernah digunakan untuk hal yang kelam, rumah tersebut kini menjadi situs bersejarah yang menyimpan kisah perdagangan opium antara pedagang Tionghoa dan Belanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: diolah dari berbagai sumber