Hi-Tech Mall Surabaya Direvitalisasi Jadi Pusat Ekonomi Kreatif, Seni, dan Industri Film

Suasana Hi-Tech Mall tampak sepi. Tahun ini, Pemkot Surabaya akan merevitalisasi gedung itu menjadi pusat ekonomi kreatif anak muda Surabaya.-Humas Pemkot Surabaya-
“Karena kami yakin, potensi film di Surabaya sangat besar. Tapi selama ini belum punya ruang,” katanya.
Pemkot juga tengah merancang regulasi yang bisa membantu produksi film di Surabaya. Misalnya, dengan memberi diskon hotel hingga 50 persen untuk tim produksi film yang syuting di Kota Pahlawan.
“Ini bagian dari dukungan infrastruktur tak berbentuk fisik, tapi sistem. Kalau Singapura bisa dengan Merlion, kita punya kampung, narasi, dan budaya yang unik. Itu modal besar untuk branding lewat film,” tuturnya.
Hadirnya Hi-Tech Mall sebagai pusat ekonomi kreatif anak muda menjadi angin segar bagi para kreator muda di Surabaya.
Salah satunya Fikri Firmansyah, penulis buku asal Surabaya yang tengah menyiapkan adaptasi film dari karyanya, Sedandika: Story of Raga, sebuah novel yang mengangkat wajah Surabaya masa lalu.
BACA JUGA:Eri Bentuk Satgas Kampung Pancasila Se-Surabaya
“Saya sudah lama menantikan ada tempat seperti ini. Ini bisa jadi ruang kolaborasi untuk membangun ekosistem kreatif Surabaya,” ujar Fikri.
Menurutnya, Sedandika: Story of Raga tidak hanya bicara soal nostalgia kota, tapi juga nilai-nilai gotong royong, keragaman, dan semangat kepahlawanan yang masih relevan hingga kini. Ia ingin semua itu bisa hadir dalam versi layar lebar.
Meski ide film sudah matang, Fikri mengakui bahwa tantangan terbesar saat ini adalah soal pendanaan produksi. Ia sedang mencari cara untuk mengumpulkan modal lewat jalur kreatif, termasuk melibatkan komunitas, perusahaan swasta, dan kerjasama dengan pemerintah kota.
Ia percaya, jika industri kreatif di Surabaya terus digenjot, maka karya-karya lokal seperti miliknya bisa mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat sendiri. “Kita enggak perlu ke Jakarta dulu. Kalau di Surabaya saja sudah punya pasar, kenapa tidak kita coba dulu?” imbuhnya.
Karena itu, kehadiran ruang kreatif di Surabaya bisa memberi peluang besar bagi Fikri dan timnya untuk bertemu langsung dengan komunitas film lokal, mentor kreatif, serta pemerintah kota. Semua bisa ikut membantu proses produksi agar lebih efisien dan bermakna.
BACA JUGA:97 Jamaah Haji Debarkasi Surabaya Wafat, Pemulangan Kloter Masih Terus Berjalan
BACA JUGA:Anak SD Terjaring Sweeping Jam Malam, DP3A-PPKB Surabaya Berikan Pendampingan Intensif
Ia juga menyambut baik upaya Pemkot Surabaya yang mulai serius mengembangkan ekonomi kreatif tersebut . “Ini kesempatan emas untuk kreator lokal seperti saya. Mudah-mudahan ekosistem perfilman Surabaya bisa segera tumbuh,” katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: