Talkshow Parenting dan Peran Orang Tua dalam Tumbuh Kembang Anak Ajak Ibu-Ibu Lebak Tingkatkan Kualitas Pola Asuh

Talkshow Parenting dan Peran Orang Tua dalam Tumbuh Kembang Anak Ajak Ibu-Ibu Lebak Tingkatkan Kualitas Pola Asuh

Talkshow parenting dengan judul Parenting dan Peran Orang Tua Dalam Tumbuh Kembang Anak pada Minggu, 13 Juli 2025 pukul 15.00-16.30 di Sanggar Merah Merdeka Unit Lebak bersama Muhammad Reza, S.P.si., M.si, seorang dosen PG PAUD Unesa. -Sanggar Merah Merdeka-

Bukan bermain di lintasan kereta api dan jalan raya yang sangat tidak layak dan membahayakan, taman-taman yang dibangun sejak era Wali Kota Tri Rismaharini pun berada di pusat-pusat kota.

Yang itu berada di luar jangkauan radius anak-anak kampung serta beberapa taman bermain yang dibangun di beberapa kampung tampak kotor dan tidak lagi terawat dengan baik.  

Di era internet hari ini gadget menjadi permasalahan umum bagi orang tua yang mengkhawatirkan anak-anaknya bermain berlebihan sehingga dapat kecanduan dan merusak sensor-motoriknya dan terpapar konten yang tidak sesuai usianya.

BACA JUGA: Eri Cahyadi Launching KatePay di Puncak Peringatan Hari Anak Nasional 2022

Tentu hal ini tak lepas dari hilangnya ruang terbuka untuk bermain anak-anak di kampungnya juga Indonesia masih lemah dalam meberikan regulasi untuk platform aplikasi.

Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, A. Setyo Wibowo SJ, dalam pengantar buku Cerita Tentang Pembebasan yang ditulis oleh Ibe Karyanto mengatakan bahwa kita yang concern dalam pendidikan saat ini adalah periode yang sangat sulit.

Ke depan kita akan berhadapan dengan anak-anak yang memiliki problem fisik dan mental. Mungkin saat usia anak-anak gejalanya belum kelihatan.

BACA JUGA: Kids & Breakfast di Harris Hotel Gubeng Surabaya Menyambut Hari Anak 2023 bersama Embran Nawawi

Namun, saat memasuki usia remaja dan dewasa kita akan berhadapan dengan generasi muda yang secara fisik buruk karena motoriknya tidak berkembang.

Secara intelektual lemot karena otaknya tak pernah dilatih bekerja dan terbiasa terangsang dengan gambar-gambar yang secara spesifik membesar-besarkan emosi dan nafsu-nafsu, dan rentan terkena penyakit mental.  

Di tengah populasi penduduk yang semakin padat dan liberalisasi tanah, negara dalam hal ini pemerintah berpotensi besar telibat dalam merenggut hak anak-anak jika tidak mengintervensi kebijakan lebih jauh untuk mengakomodir kepentingan anak-anak. Khususnya anak-anak di perkampungan padat penduduk dan pinggiran kota dengan sosio-ekonomi lemah.

BACA JUGA: Hari Anak Korban Perang Diperingati Setiap 4 Juni, Berawal Dari Penderitaan Anak-Anak Palestina dan Lebanon

Melalui momen Hari Anak Nasional 2025 berbagai kelompok atau sanggar belajar yang berada di kampung-kampung padat penduduk Kota Surabaya tergabung dalam Forum Pendidikan Alternatif (FPA). FPA adalah wadah kolaboratif pendidikan non-formal yang terdiri dari:

  • Pijar (Pelita Insan Pembelajar) yang berbasis di Tambak Mayor dan Pulo 
  • Wonokromo Wetan, Sanggar Merah Merdeka (SMM) yang berbasis di Tales 
  • Wonokromo dan Lebak Arum Barat
  • Sanggar Alang-alang yang berbasis di Joyoboyo dan Pulo Wonokromo, dan
  • Lembaga Karya Dharma (LKD) yang berbasis di Dupak dan Sidotopo

Keterlibatan langsung antara warga kampung dan jaringan mahasiswa dapat bersinergi dalam melindungi hak anak dan pembangunan Kota Surabaya Layak Anak melalui penyampaian pendapat kepada stakeholder, edukasi masyarakat, dan pentas seni.

BACA JUGA: Ketika Goresan Anak Istimewa Menjadi Gaya Fashion di SFT 2026

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: