Strategi Kepala Sekolah Hadapi Tantangan Dunia Pendidikan Masa Kini

KEPEMIMPINAN DI SEKOLAH bukan hanya soal manajemen teknis. Tetapi juga kerja emosional yang intens.--freepik
Mereka menjadi semacam “pembela” kepala sekolah di mata rekan-rekannya yang baru. “Jika mereka mengatakan kepada guru baru, ‘Dia baik kok, coba saja bicara dengannya,’ itu bisa mengubah segalanya,” tambah Allrich.
Namun, tidak semua sekolah beruntung memiliki tim yang stabil. Tingkat pergantian guru yang masih tinggi pascapandemi bisa mengganggu iklim kerja. Pun, membuat kepercayaan antara guru dan kepala sekolah sulit tercapai.
BACA JUGA:Mahasiswa UPN Veteran Jatim Bantu UMKM Perak Barat Go Digital
Peran Penghubung dalam Lingkungan Sekolah
Sara Ullmer, seorang pelatih instruksional sekaligus guru kesehatan di FAIR School, menyoroti pentingnya memiliki sosok penghubung atau “liaison” antara guru dan kepala sekolah.
“Kepala sekolah bukan posisi netral karena mereka adalah penilai. Kadang guru punya ide atau butuh bantuan. Tapi ragu menyampaikannya karena takut mempengaruhi keamanan pekerjaan mereka,” jelas Ullmer.
Dalam perannya sebagai penghubung selama lebih dari tiga tahun, Ullmer membantu guru mengakses sumber daya yang mereka butuhkan.
BACA JUGA:ICOP 2025 Kolaborasikan Riset dan Budaya Untuk Ubah Desa Tertinggal
Misalnya, dalam mengelola kelas. Ia juga menjadi saluran informasi bagi kepala sekolah. Sekaligus memberikan masukan terhadap kebijakan administratif yang mungkin sulit diterima guru.
“Saya lebih banyak terlibat dalam percakapan tentang apa yang terjadi di tingkat sekolah. Jadi saya bisa bilang ke guru: ‘Tolong hentikan keluhan dan lihat gambaran besarnya,’” ujarnya.
Menjadi Teladan Kesejahteraan Mental
Selain membangun hubungan interpersonal yang kuat, para kepala sekolah juga didorong untuk menjadi contoh dalam hal menjaga kesejahteraan mental.
BACA JUGA:Inilah Model MPLS di SMP SAIM Surabaya: Pertahankan Tradisi O-Week di Alam Bebas
Allrich menuturkan bahwa ia selalu mendengarkan ide atau keluhan guru. Ia juga menciptakan ruang khusus bagi staf untuk menenangkan diri saat merasa kewalahan.
Lebih jauh lagi, Allrich mengimplementasikan sistem “tap out”. Dalam sistem itu, guru dapat meminta bantuan atau istirahat sejenak dari kelas.
Ia menginformasikan hal itu ke kantor depan. Seorang administrator akan datang untuk menggantikan mereka sementara.
BACA JUGA:Inovasi Mahasiswa Petra Christian University Jawab Tantangan Zaman Lewat AI dan IoT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: education week