Mengenal Ragam Sesaji dalam Tradisi Masyarakat Hindu Tengger

Sesaji dalam masyarakat Tengger dibagi tiga: Nista, Mandala, dan Utama. Tapi ketiganya sebenarnya memiliki nilai yang sama.-Patrick Cahyo Lumintu-
Anjing bambungkem merupakan anjing yang bulunya hitam, tapi ujung mulut, ujung ekor, dan ujung keempat kakinya berwarna putih.
"Sekali lagi, semua itu memiliki makna yang sama. Tidak dipaksa harus madya atau utama. Jika mampunya hanya nista, itu sudah cukup. Madya dan utama bukan sebuah keharusan," ungkap pria 37 tahun itu.
Potret masyarakat Tengger dengan sesaji menu yang disantap bersama-sama.-Patrick Cahyo Lumintu-
BACA JUGA:Asal-usul Sebutan Romo Dukun sebagai Pemimpin Spiritual Hindu Tengger
Sedangkan seorang Romo Dukun memiliki sesaji khusus. Saat upacara Yadnya Kasada, misalnya, Romo Dukun wajib mempersembahkan "Raka".
Yakni sesaji sebagai "pesangon" atau bekal untuk mengirim doa pada leluhur. Pun, sebagai bentuk menepati permintaan Raden Kusuma. "Permintaan itu disebutkan oleh beliau dalam kisah legenda Joko Seger dan Roro Anteng," ujarnya.
Sesaji itu meliputi: pisang ayu, lauk pauk, nasi, juadah pipis pasung (kue jagung), dan tutup panggang ayam.
BACA JUGA:Ceria dan Guyub, Begini Potret Yadnya Karo, Hari Besar Suku Tengger
Sebelum upacara Yadnya Kasada, sajian itu ditata khusus oleh Mbok Legen. Sebutan bagi seseorang yang ditugaskan untuk menata Raka.
"Biasanya, Mbok Legen adalah 'gandengan' atau istri dari Pak Sepuh,". Katanya. Pak Sepuh merupakan orang yang membantu Romo Dukun untuk mempersiapkan segala sesuatu terkait upacara.
Selain itu, terdapat sesaji nasi kuning. Masyarakat Tengger menyebutnya "sego buli". Yakni sesaji yang menyimbolkan keselamatan. "Sego buli berwarna kuning. Dalam kepercayaan kami, kuning merupakan simbol keselamatan," ungkapnya.
BACA JUGA:Tradisi Upacara Kematian dalam Suku Tengger (1): Dalan Padhang, Papan Jembar
Kemudian nasi putih dengan lauk pauk yang disebut "sego golong". Putih merupakan simbol kesucian. Maka, Romo Dukun saat memimpin upacara selalu mengenakan pakaian warna putih. Simbol suci.
Beragam sajian itu diberi japa mantra atau mantra khusus. "Gumolongo Mbok Sri rezekine, gumolongo tandur tuwuhe, gumolongo rojo brono... Begitu doanya," ujarnya.
Doa itu bermakna harapan. Supaya masyarakat Tengger mendapat rezeki yang melimpah, panen yang baik, serta kesejahteraan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: