Kabinet Israel Setujui Strategi Baru Netanyahu Kuasai Penuh Gaza

Kabinet Israel Setujui Strategi Baru Netanyahu Kuasai Penuh Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) berbicara selama pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth di Pentagon di Washington, DC, pada 9 Juli 2025.--SAUL LOEB / AFP

HARIAN DISWAY - Kabinet Keamanan Israel setujui strategi perang baru Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang akan kuasai sepenuhnya wilayah Jalur Gaza

Keputusan ini diambil setelah Netanyahu melakukan rapat dengan kabinet keamanan pada Kamis, 7 Agustus 2025. Keputusan ini tetap final meskipun militer Israel (IDF) menyatakan tidak setuju atas rencana tersebut.

Belum ada pengumuman detail rencana dari Kantor Perdana Menteri (PMO) tetapi pihak mereka telah memastikan akan memperluas operasi militer di wilayah Gaza.

BACA JUGA:Pemerintah Israel Tekan Pasukan IDF Agar Kuasai Gaza Sepenuhnya

Dilansir dari media The Times of Israel, mayoritas anggota kabinet juga mendukung lima syarat yang harus dipenuhi untuk mengakhiri perang dengan Hamas, yaitu:

  1. Pelucutan senjata Hamas
  2. Pembebasan 50 sandera Hamas
  3. Demiliterisasi Hamas dari Jalur Gaza
  4. Israel memegang kontrol keamanan atas Jalur Gaza
  5. Pemerintahan sipil baru yang bukan Hamas maupun Otoritas Palestina

BACA JUGA:Strategi Perang Baru Israel: Netanyahu Ingin Kuasai Seluruh Jalur Gaza

Kabinet Keamanan Israel tetap mendukung rencana Netanyahu meskipun pihak IDF memiliki pendapat yang berbeda.

Letnan Jenderal IDF, Eyal Zamir kerap kali memperingatkan risiko rencana pendudukan Netanyahu.

Zamir menjelaskan bahwa pendudukan penuh Gaza akan membuat militer mereka terjebak dan membahayakan keselamatan para sandera.

Selain itu, langkah tersebut dapat menambah beban pasukan Israel yang kini sedang menghadapi kelelahan akibat kekurangan personil.

BACA JUGA:Kanada Drop 10 Ton Bantuan Makanan ke Gaza, Masih Kesulitan Karena Blokade Israel

Sedangkan, Netanyahu mengatakan bahwa Israel hanya akan mengambil alih kontrol keamanan dan tidak bermaksud untuk memerintah wilayah Gaza.

“Kami hanya ingin membuat perimeter keamanan dan bukan untuk memerintah,” tutur Netanyahu.

“Kami ingin menyerahkannya pada pasukan Arab yang akan memerintah dengan baik tanpa mengancam kami dan memberi warga Gaza kehidupan yang layak. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh Hamas,” tambah Netanyahu.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: afp