Bukan Sekadar Bisikan: ASMR Jadi Solusi Alami untuk Insomnia

Bukan Sekedar Bisikan: ASMR Jadi Solusi Alami untuk Insomnia--
HARIAN DISWAY - Beberapa tahun terakhir, tren ASMR semakin merajai platform media sosial seperti YouTube dan TikTok. Video dengan suara berbisik, suara makan (mukbang), ketukan ringan, atau gesekan lembut ini mampu menarik jutaan penonton dari berbagai belahan dunia.
Tren ini bukan sekadar bentuk hiburan unik, tetapi juga menjadi alternatif bagi mereka yang mencari ketenangan di tengah aktivitas sehari-hari yang padat.
Di sisi lain, masalah insomnia kian banyak dibicarakan sebagai salah satu gangguan tidur yang memengaruhi kualitas hidup. Kondisi ini dapat membuat seseorang sulit memulai tidur, sering terbangun di malam hari, atau merasa tidak segar meski sudah tidur cukup lama.
Menariknya, popularitas ASMR sering dikaitkan dengan upaya mencari solusi non-medis untuk mengatasi insomnia.
Bagi sebagian orang, sensasi menenangkan dari suara-suara tersebut diyakini mampu meredakan ketegangan pikiran, menormalkan detak jantung, dan menciptakan suasana rileks yang mempermudah proses tertidur.
BACA JUGA: Kenapa Orang Suka Nonton Video ASMR? Ini Penjelasannya!
Apa Itu ASMR?
ASMR adalah singkatan dari Autonomous Sensory Meridian Response, istilah yang digunakan untuk menggambarkan sensasi menyenangkan seperti geli lembut atau aliran hangat yang biasanya dirasakan di kulit kepala, leher, hingga punggung.
Sensasi ini sering disertai rasa rileks yang mendalam, membuat tubuh dan pikiran terasa lebih tenang.
ASMR dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, terutama suara atau gerakan tertentu. Contoh yang paling populer antara lain bisikan lembut, suara ketikan keyboard, gesekan tangan, ketukan ritmis, atau bahkan suara makan (mukbang).
Banyak kreator ASMR menggabungkan elemen visual dan audio untuk menciptakan pengalaman sensorik yang maksimal, dengan tujuan membantu pendengar merasa nyaman, fokus, atau tertidur lebih mudah.
ASMR dapat membantu tubuh dan pikiran lebih rileks--
Efek menenangkan dari ASMR berkaitan erat dengan cara otak merespons rangsangan sensorik tertentu, terutama suara lembut dan ritme yang berulang.
Saat mendengarkan suara seperti bisikan atau ketukan pelan, otak memicu reaksi relaksasi yang mirip dengan saat seseorang bermeditasi atau menerima pijatan ringan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: