Ucapan Korban Picu Pembunuhan di Ponorogo: Doakan Mertua Cepat Mati

ILUSTRASI Ucapan Korban Picu Pembunuhan di Ponorogo: Doakan Mertua Cepat Mati.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Dari kronologi itu, tersangka berusaha membikin alasan palsu. Namun, alasan itu dengan cepat dipatahkan hasil penyelidikan polisi. Kasus tersebut menambah jumlah pembunuhan suami terhadap istri.
Pembunuhan suami terhadap istri bukan cuma di Indonesia, tapi internasional.
Dikutip dari ABC News, 22 Januari 2023, berjudul A deeper look at what drives some husbands to kill their wives, karya Emily Shapiro, diungkapkan:
Berdasar data Biro Kehakiman AS, pada 2021 sekitar 34 persen perempuan yang terbunuh di AS dibunuh pasangan intimnya. Bisa suami, pacar, atau pasangan pria-wanita yang hidup serumah. Dan, sekitar 6 persen pria yang terbunuh di AS dibunuh pasangan intimnya.
Mantan agen FBI (Federal Bureau of Investigation) Brad Garrett kepada ABC News menyatakan, ada dua jenis pembunuhan dalam rumah tangga: direncanakan dan spontan.
Garrett: ”Yang spontan adalah orang-orang yang mungkin memiliki riwayat kekerasan terhadap pasangannya, mungkin memiliki masalah ketergantungan alkohol atau narkoba. Atau, masalah kecemburuan yang membara. Akhirnya ia membunuh pasangannya dalam kemarahan yang meluap-luap.”
Sementara itu, motif pembunuhan berencana sering kali kecemburuan atau keserakahan. Misalnya, mereka mungkin menjadi marah karena istri mereka menjadi sangat sukses.
Berdasar pengalaman Garrett sebagai penyelidik, pembunuhan berencana suami terhadap istri umumnya tidak direncanakan dengan baik. Cenderung sembrono. Tidak rapi sebagaimana pembunuhan bukan suami-istri.
Sebab, pelaku terlalu emosi, terdorong untuk secepatnya menyingkirkan pasangannya, sehingga mereka bahkan tidak memikirkan hal-hal logis seperti ponselnya bisa dilacak penyelidik.
Terus, bagaimana cara istri mengatasi kemungkinan jadi korban tindak kekerasan suami?
Kiersten Stewart, direktur kebijakan publik dan advokasi di lembaga nirlaba Futures Without Violence, AS, suami-istri harus paham soal kekuasaan dan kendali berlebihan dari suami. Inti KDRT adalah soal kekuasaan dan kendali suami terhadap istri.
Stewart: ”Jika pasangan Anda benar-benar posesif, ingin mengontrol sepenuhnya, dengan siapa Anda berbicara, apa isi pembicaraan, pakaian apa yang harus Anda kenakan, ke mana Anda pergi, maka itu adalah tanda bahaya.”
Dilanjut, jika suami merasa kehilangan kendali, misalnya, jika ia kehilangan pekerjaan, atau istri mungkin merasa suaminya berusaha terlalu berlebihan mengendalikan dan istri mulai menjauh. Garrett memperingatkan, saat itulah KDRT dimulai.
Pembunuhan dalam rumah tangga tetap menjadi ancaman jika pasangan tersebut telah berpisah. Itu menurut Garrett dan Stewart. ”Setelah berpisah, pelaku kekerasan masih membawa semua amarah, dendam, dan kebencian,” jelas Garrett.
Soal penyebab pria membunuh istri, Stewart menyatakan, pelaku biasanya orang narsis dan antisosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: