Di KTT SCO, XI Jinping Kritik Praktek Bullying Negara-Negara Besar di Dunia

Di KTT SCO, XI Jinping Kritik Praktek Bullying Negara-Negara Besar di Dunia

Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pidatonya di KTT Kerjasama Shanghai 2025 menekankan negara mitra agar tidak terjebak praktik bullying dan mentalitas perang dingin yang membuat konflik antar blok -Doan Widhiandono/Harian Disway -

Laporan: Doan Widhiandono, Shanghai 

SHANGHAI, HARIAN DISWAY -  Presiden Tiongkok Xi Jinping mengkritik praktik “bullying” dalam tatanan dunia. Itu dia tegaskan ketika membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organization (SCO), Senin, 1 September 2025.

Xi menyerukan agar negara anggota menjunjung keadilan dan menolak mentalitas Perang Dingin. “Kita, anggota SCO harus menentang konfrontasi blok, mentalitas Perang Dingin, dan perilaku bullying,” kata Xi dalam pidatonya di hadapan para pemimpin negara anggota SCO.

KTT SCO berlangsung dua hari di Tianjin, Tiongkok. Harian Disway meliput langsung pertemuan itu bersama para jurnalis dari seluruh dunia. Termasuk peserta China International Press Communication Center (CIPCC) yang diikuti Harian Disway hingga Desember 2025.

Forum itu mempertemukan 10 negara anggota penuh. Yakni, Tiongkok, Rusia, India, Pakistan, Iran, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Belarus. Selain itu, ada 16 negara lain berstatus pengamat atau mitra dialog.

BACA JUGA:Agenda BRICS Bakal Kecam Tarif Dagang AS, Xi Jinping dan Putin Tak Hadir di KTT di Brasil

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (10): 超 越 梦 想

Sejak awal berdirinya 20 tahun lalu, SCO dikenal mengusung Shanghai Spirit (Semangat Shanghai). Prinsip itu menekankan kepercayaan, saling menguntungkan, kesetaraan, konsultasi, serta penghormatan pada keragaman budaya. Bagi Tiongkok dan Rusia, SCO kerap diposisikan sebagai alternatif dari NATO.

Xi menegaskan, semangat tersebut tetap relevan menghadapi dinamika global. “Melihat ke belakang, meski dunia penuh gejolak, kita berhasil karena berpegang pada Semangat Shanghai. Melihat ke depan, kita harus melangkah lebih jauh dan menjalankan fungsi organisasi ini dengan lebih baik,” ujarnya.


Konferensi Kerjasama Shanghai atau Shanghai Cooperation Organization (SCO) yang digelar pada Senin, 1 September 2025.-Doan Widhiandono/Harian Disway -

Menurut Xi, situasi internasional saat ini kian rumit. “Tugas keamanan dan pembangunan yang dihadapi negara anggota menjadi semakin menantang,” katanya. Karena itu, ia mendorong kerja sama erat antar pemimpin untuk menjaga stabilitas kawasan.

Selain isu geopolitik, SCO juga membicarakan konektivitas ekonomi. Sejak diluncurkan, Belt and Road Initiative (BRI) menjadi salah satu motor kerja sama regional. Xi menyinggung kemajuan transportasi darat lintas negara. Saat ini, jalur kereta internasional di bawah payung BRI sudah menembus lebih dari 14 ribu kilometer.

BACA JUGA:Jelang Parade Akbar 80 Tahun Kemenangan Tiongkok Melawan Agresi: Prabowo Hadir, Beijing Sambut Pemimpin Dunia

Konektivitas itu bukan hanya soal perdagangan. Menurut penyelenggara, wilayah perbatasan negara anggota justru menjadi ruang pertemuan warga dan sarana mempererat hubungan masyarakat. “Perbatasan bukan sekadar garis pemisah, melainkan jembatan untuk keakraban,” ujar salah satu pejabat tuan rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: