Reshuffle Kabinet, Pertaruhan Prabowo Menguji Ekspektasi Pasar?

ILUSTRASI Reshuffle Kabinet Merah Putih.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Perilaku sebagian investor, baik yang merespons dengan sikap rasional maupun yang tidak, serta diiringi informasi yang bersifat asimetris (baca: spekulatif) memungkinkan dilakukan strategi untuk membentuk ekspektasi pasar yang positif maupun negatif.
Investor dengan sejumlah data yang tersedia akan memberikan rangsangan terhadap peristiwa perubahan politis tersebut menjadi sebuah keuntungan. Dalam literatur ilmu keuangan, itu disebut “studi peristiwa”.
Riset itu digunakan untuk mengukur dan mengetahui respons pasar (Brown, dan Warner, 1985; Campbell, dan Shiller, 1988; Jegadeesh, dan Titman, 1993; Sorokina, Booth, dan Thornton Jr, 2013).
Pada peristiwa pengumuman reshuffle di berbagai kabinet pemerintahan mana pun, termasuk Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto, tentu langsung disambut gejolak dinamika pasar.
Volatilitas di pasar yang merekam informasi dan peristiwa yang bersifat politis itu secara inheren membawa pengaruh signifikan di sektor ekonomi.
Fenomena tersebut terlihat jelas ketika Prabowo saat membentuk SWF (sovereign wealth fund) Danantara langsung disambut pasar dengan IHSG menukik meski tak lama bergerak kembali ke titik keseimbangan baru.
Bagi investor, pasar saham sering kali dianggap sebagai cermin atau refleksi langsung dari kinerja ekonomi sebuah pemerintahan. Cermin dinamika pergerakan harga seluruh saham di lantai bursa menjadi indikator utama dalam menilai kondisi pasar saham di sebuah negara.
Namun, faktor psikologis, seperti sentimen pasar, juga memainkan peran signifikan dalam menentukan nilai saham. Sentimen pasar adalah persepsi dan emosi investor secara kolektif dalam menanggapi kondisi pasar atau saham tertentu.
Sentimen pasar merujuk pada keseluruhan sikap investor terhadap pasar atau aset tertentu. Sentimen itu bisa bersifat bullish (positif), bearish (negatif), atau netral.
Faktor-faktor yang memengaruhi sentimen pasar meliputi berita ekonomi, laporan keuangan, dan peristiwa politik seperti reshuffle kabinet pemerintahan.
Sentimen dapat diukur melalui berbagai indikator seperti indeks volatilitas, survei sentimen investor, dan analisis sejumlah pakar ekonomi maupun pasar pasar modal di banyak media sosial.
Berita positif, misalnya, pengumuman inovasi produk baru atau pencapaian kinerja keuangan yang kuat, cenderung meningkatkan sentimen pasar dan mendorong harga saham naik. Sebaliknya, berita negatif, contohnya, penarikan produk atau laporan kerugian, dapat mengakibatkan penurunan harga saham.
Sebagai contoh, tahun 2020 Tesla di bawah manajemen CEO Elon Musk mengumumkan rencana tentang ambisi ekspansi besar-besaran dan laporan laba yang melampaui ekspektasi analis, seketika tak perlu menunggu 1 x 24 jam langsung disambut lonjakan harga saham yang amat signifikan.
Sentimen positif dari investor didorong oleh optimisme terhadap masa depan perusahaan yang tecermin pada kenaikan harga saham.
Demikian pula ketika Presiden Tiongkok Xi Jinping, ketika mengemukakan rencananya hendak mengguyur paket stimulus dengan likuiditas untuk korporasi industri manufaktur sekitar 800 miliar yuan atau USD114 miliar, secara serentak memacu geliat bursa Asia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: