Proses Culik-Bunuh Kepala KCP BRI Cempaka Putih, Jakarta: Debat Pelaku soal Lokasi

ILUSTRASI Proses Culik-Bunuh Kepala KCP BRI Cempaka Putih, Jakarta: Debat Pelaku soal Lokasi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Kasus penculikan-pembunuhan Muhammad Ilham Pradipta, 37, kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Cempaka Putih, Jakarta, sudah hampir sebulan. Sebanyak 16 tersangka ditahan, termasuk anggota TNI Kopda Feri Herianto. Baru saja diungkap kronologinya. Oleh pengacara tersangka penculik Eras, Adrianus Agal. Ceritanya seru.
LIKU-LIKU pembunuhan yang melibatkan 16 pelaku ini mungkin rumit. Akibatnya, proses hukumnya lama. Honor tim yang terlibat bisa ratusan juta rupiah. Yang terungkap, honor tim penculik (empat tersangka) Rp45 juta dari janji Rp60 juta.
Adrinus Agal kepada wartawan, Minggu, 14 September 2025, menceritakan, peristiwa itu bermula Senin, 18 Agustus 2025. Feri menelepon Eras, mengatakan akan memberinya pekerjaan besar. Antar mereka kenal lama. Eras debt collector, Feri anggota TNI.
BACA JUGA:Bankir Muda Diculik-Dibunuh di Jakarta Timur: Disergap di Tempat Parkir
BACA JUGA:Kasus Culik-Bunuh Bankir di Pasar Rebo, Jakarta Timur: Rumit Ungkap Motif
Adrianus: ”Esoknya (Selasa, 19 Agustus 2025, sekitar pukul 09.00 WIB) klien kami bertemu dengan Feri. Klien kami mengajak tiga teman pria. Pertemuan di sebuah kantin di kawasan Cijantung, Jakarta Timur, untuk membahas pekerjaan yang dimaksud.”
Pekerjaan dimaksud, menculik seorang pria (kemudian diketahui bernama Ilham). ”Dikatakan, klien kami cuma menjemput paksa seorang pria. Bukan membunuh,” ujar Adrianus.
Di situ Feri menjelaskan kepada Eras dan kawan-kawan soal penculikan. Honor yang dijanjikan untuk itu Rp60 juta. Mendengar angka tersebut, Eras dan kawan-kawan setuju.
BACA JUGA:Kasus Bunuh-Culik Bankir di Pasar Rebo, Jakarta Timur: Sudah Diintai Tim
BACA JUGA:Liku-Liku Culik-Bunuh
Rabu, 20 Agustus 2025, sekitar pukul 09.00, lima orang itu bertemu lagi di sebuah kafe di kawasan Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat. Kali ini mereka membahas perincian teknis penculikan.
Adrianus: ”Klien kami ditugasi menjemput paksa seorang pria (Ilham) dari satu titik, yang lokasinya akan diberitahukan kemudian dari hasil pemantauan tim pengintai yang saat itu sedang mengintai korban. Orang yang diculik akan diserahkan kepada orang yang disebut sebagai tangan kanan bos. Terus dikatakan, orang yang diculik akan dipulangkan.”
Tidak ada perintah pembunuhan. Maka, Feri serta Eras dan tiga kawannya menunggu di kafe itu untuk mendapatkan info dari tim pengintai soal lokasi penculikan.
BACA JUGA:Paspampres dalam Kasus Penculikan: Empat Kejanggalan Penculikan Imam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: