Starbucks segera Tutup 400 Gerai, 900 Karyawan Dipulangkan, Terancam Bangkrut?

Starbucks segera tutup 400 gerai pada September 2025.-Screenshoot/YouTube-
HARIAN DISWAY - Starbucks mengumumkan akan menutup sekitar 1% atau sekitar 400 gerainya di Amerika Utara bulan ini. Hal tersebut seiring perusahaan meluncurkan restrukturisasi senilai USD1 miliar.
Tentu, sekaligus menandai perubahan strategi bagi raksasa kopi yang telah lama dikenal karena ekspansi agresifnya di kota-kota dan pinggiran kota itu.
BACA JUGA:Selain Doyoung NCT, Ini 15 Idol K-Pop yang Dikecam karena Mempromosikan Starbucks
Ya, keputusan Starbucks untuk menutup sekitar ratusan gerai kopi itu juga disertai pemutusan hubungan kerja terhadap 900 karyawan korporat.
Penyebabnya, sejumlah gerai di beberapa lokasi tidak memenuhi ekspektasi pelanggan atau tidak menghasilkan keuntungan.
Meskipun jumlah toko yang ditutup hanya sebagian kecil dari lebih dari 32.000 lokasi Starbucks di seluruh dunia, langkah ini menjadi indikator penting perubahan strategi bisnis perusahaan.
BACA JUGA:Eunhyuk Super Junior dan Bobby iKON Hapus Unggahan McD dan Starbucks, Netizen: Respect!
Dikutip edition.cnn.com, RJ Hottovy, analis di Placer.ai, menjelaskan bahwa penutupan toko dipicu oleh pergeseran konsumen yang meninggalkan pusat-pusat kota selama pandemi Covid-19.
Kini, Starbucks melepas sewa di area dengan trafik pengunjung menurun dan menghadapi tekanan dari kedai kopi independen serta jaringan yang berkembang pesat seperti Blank Street Coffee, Blue Bottle, dan perusahaan drive-thru seperti Dutch Bros.
BACA JUGA:Saham Starbucks dan McDonalds Anjlok: Imbas Pemboikotan Produk AS-Israel
Selain itu, harga menjadi faktor yang menekan kunjungan pelanggan. Survei UBS terhadap 1.600 konsumen menunjukkan lebih dari 70% responden berencana mengurangi kunjungan ke Starbucks karena harga yang meningkat, terutama mereka dengan penghasilan di bawah USD100.000.
"Perubahan makroekonomi yang berkelanjutan dan ekspansi cepat pesaing berbasis drive-thru membuat turnaround Starbucks lebih menantang," tambah Hottovy.
BACA JUGA:Starbucks Italia Luncurkan Kopi Campur Minyak Zaitun, Bagaimana Rasanya?
Strategi Revitalisasi di Bawah Brian Niccol
CEO Brian Niccol yang mengambil alih jabatan pada September 2024, berupaya mengembalikan Starbucks sebagai “tempat ketiga” antara rumah dan kantor setelah beberapa tahun mengalami kesulitan, salah strategi, dan pergantian CEO yang cepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: