Debat Mandarin Mahasiswa Tim UNNES dan Abu Bakar Awali Pertandingan di Hari Ketiga

Debat Mandarin Mahasiswa Tim UNNES dan Abu Bakar Awali Pertandingan di Hari Ketiga

Debat mahasiswa tim UNNES dan Abu Bakar awali Disway Mandarin Debate and Speech hari ketiga. - Naufal Adibi - Harian Disway

Tim UNNES juga menutup argumennya dengan mengemukakan bahwa AI bukan untuk menggantikan manusia atau da’i. Tetapi, justru membantu da’i untuk menyebarkan konten dakwah sesuai dengan perkembangan zaman.

Tim Abu Bakar sebagai kontra, dari LPI Al Majdiyah Pamekasan berpendapat bahwa esensi dakwah adalah kedamaian dan keterpanggilan hati. Sedangkan AI tidak memiliki keduanya. 

BACA JUGA:Angklung Kolagenta Meriahkan Disway Mandarin Debate & Speech Competition 2025, Tampilan Lagu Mandarin

BACA JUGA:Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025, Booth FIB UNAIR Beri Bocoran Rencana Program Studi Terbaru, Bahasa dan Sastra Tiongkok

“Jika AI tidak memiliki kedamaian dan keterpanggilan hati, bagaimana mungkin AI bisa menghangatkan kalbu manusia? Selain itu di dalam AI juga terdapat data yang tidak dapat dipercaya, bagaimana mungkin menjadi alat dakwah yang bisa dipercaya?," sanggah tim Abu Bakar.

Selanjutnya moderator mengatakan bahwa AI bisa dengan cepat mencari dan mengumpulkan tafsir keagamaan dari berbagai sumber untuk mendapatkan data yang akurat. Itu berarti AI bisa juga meningkatkan kualitas dakwah.

Menanggapi hal tersebut, tim kontra tetap mempertahankan argumennya. “Bagaimana pun tim kontra tetap tidak setuju AI bisa meningkatkan kualitas dakwah. Di dunia ini banyak pakar atau ulama yang hebat tanpa menggunakan AI pun bisa menyebarkan agama dengan cepat.”

BACA JUGA:5 Hari Lagi! Simak Ketentuan Lomba Pidato Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025

BACA JUGA:Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025 Dimulai Bulan Depan, Simak Ketentuan Lomba Debat Berikut!

Tim Abu Bakar juga menjelaskan bahwa esensi dakwah bukan hanya menyampaikan  informasi, tapi juga dengan sentuhan hati. Tanpa adanya sentuhan rohani justru menurunkan kualitas dakwah itu sendiri.

Selanjutnya terdapat pertanyaan dari tim pro mengenai kenapa kesalahan yang dilakukan AI lebih menakutkan daripada kesalahan yang dilakukan oleh manusia, khususnya para dai. Menanggapi hal tersebut, tim kontra berpendapat bahwa AI mempunyai latar belakang yang belum jelas.

BACA JUGA:ISNU Jatim Dukung Disway Mandarin Debate & Speech Competition 2025

BACA JUGA:Daftar Segera, Disway Mandarin Debate & Speech Competition 2025, Ajang Nasional bagi Siswa, Mahasiswa, dan Santri

“Sampai saat ini tidak ada AI yang benar-benar hebat. Tidak ada AI yang dibuat oleh muslim. Jadi, menggunakan AI  untuk berdakwah adalah berbahaya sekali. Karena tidak dapat dipercaya, termasuk penciptanya siapa,  dan sampai saat ini kebanyakan pencipta AI berasal dari nonmuslim,” ungkap tim Abu Bakar selaku pihak kontra.

Hasil penilaian para juri menunjukkan bahwa tim UNNES sebagai pihak pro meraih nilai 87.2, Sedangkan, pihak kontra Tim Abu Bakar mendapatkan 88,0.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: