Gigi Rusak Bukan Akhir Segalanya, Inovasi Kedokteran Gigi Punya Solusinya

Gigi Rusak Bukan Akhir Segalanya, Inovasi Kedokteran Gigi Punya Solusinya

ILUSTRASI Gigi Rusak Bukan Akhir Segalanya, Inovasi Kedokteran Gigi Punya Solusinya.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

RASA NYERI hebat akibat gigi berlubang seringkali menjadi mimpi buruk bagi banyak orang. Seringkali banyak orang mempersepsikan bahwa bila gigi sudah sangat rusak atau terasa nyeri parah, solusinya adalah pencabutan gigi agar rasa nyeri segera hilang. 

Namun, tahukah Anda bahwa mencabut gigi bukanlah satu-satunya pilihan, bahkan bisa jadi bukan pilihan yang terbaik? Pendekatan ilmu kedokteran gigi saat ini menekankan bahwa mencabut gigi sebaiknya menjadi pilihan terakhir. 

Selama gigi masih bisa diselamatkan, mempertahankannya jauh lebih baik daripada mencabutnya. Pada gigi yang masih dapat dipertahankan, perawatan yang lebih baik adalah melakukan perawatan saluran akar (root canal treatment). 

BACA JUGA:Kecerdasan Buatan Bidang Radiologi Kedokteran Gigi (1): Teknologi dan Digitalisasi Dunia Medis

BACA JUGA:Kecerdasan Buatan Bidang Radiologi Kedokteran Gigi (2): Menuju Indonesia Sejahtera

Dengan cara itu, gigi asli tetap bisa berfungsi kembali dan komplikasi lebih lanjut bisa dicegah.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Menurut data dari World Health Organization (WHO), penyakit mulut memengaruhi hampir 3,7 miliar orang di seluruh dunia dan karies gigi (gigi berlubang) pada gigi permanen adalah kondisi paling umum yang belum tertangani. 

Sekitar 2 miliar orang dewasa memiliki karies gigi permanen dan sekitar 510 juta anak-anak memiliki karies pada gigi susu. Angka itu menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut bukan sekadar masalah estetika, melainkan juga sebagai isu kesehatan masyarakat global. 

BACA JUGA:4 Peran Besar Sayur untuk Menjaga Kesehatan Gigi dan Gusi

BACA JUGA:4 Manfaat Menginang, Praktik Kuno untuk Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Dengan jumlah kasus yang besar itu, WHO menetapkan target global untuk pengurangan penyakit mulut sebesar 10 persen pada tahun 2030 sebagai bagian dari strategi kesehatan mulut di dunia. 

Upaya itu menjadi bagian dari strategi besar menuju masyarakat dunia yang lebih sehat. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kesadaran, edukasi, dan akses pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik, termasuk perawatan lanjutan seperti perawatan saluran akar gigi. 

Proses kerusakan gigi tidak terjadi dalam semalam. Semua berawal dari sisa makanan yang menempel di permukaan gigi dan akan menjadi makanan bagi bakteri. Bakteri itu kemudian menghasilkan asam yang perlahan mengikis lapisan keras gigi, yaitu email, dan menghasilkan lubang pada gigi. 

BACA JUGA:Jangan Anggap Remeh Kebiasaan Tak Gosok Gigi Sebelum Tidur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: