KTT Perdamaian Tanpa Kehadiran Iran

KTT Perdamaian Tanpa Kehadiran Iran

ILUSTRASI KTT Perdamaian Tanpa Kehadiran Iran.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Hamas Janji Bebaskan Sandera Sebelum KTT Mesir Dimulai

BACA JUGA:Harapan Baru Penyeimbang Dunia di KTT Shanghai Cooperation Organization di Tianjin

Selain itu, lebih dari 90 persen bangunan dan infrastruktur di Gaza hancur gara-gara serangan militer israel dalam dua tahun terakhir.

Presiden Donald Trump dielu-elukan sebagai pahlawan oleh politisi dan warga israel. Namun, glorifikasi kesuksesan Trump itu tampaknya tidak ia dapatkan di dalam negeri. Kondisi politik di AS masih sangat panas, terutama dipicu kebijakan Trump terkait imigran dan warga pendatang. 

Terkait perjanjian damai di Timur Tengah, di sejumlah pidatonya, Trump juga menyindir rival politik di AS, termasuk Hillary Clinton, yang dianggap ”tukang bohong” dan gagal menciptakan perdamaian. 

BACA JUGA:Trump-Putin Akhiri KTT Alaska Tanpa Kesepakatan Perang Ukraina

BACA JUGA:Eropa Minta Trump Tekan Putin, Jelang KTT yang Tak Libatkan Ukraina

TANPA KEHADIRAN IRAN

Meski meluapkan harapan akan tercapainya perdamaian jangka panjang di Timur Tengah, KTT Shram El-Sheikh tampak timpang tanpa kehadiran Iran. Mengapa? Sebab, dalam konflik antara Palestina dan israel di Gaza, Iran memainkan peran strategis sebagai negara pendukung utama Hamas. 

Ke mana Iran? Mengapa tidak ikut hadir di Mesir? Sejumlah spekulasi bermunculan. Media yang berpusat di India, Hindustan Times, memberitakan bahwa Trump sebetulnya mengundang Presiden Iran Masoud Pezeshkian, tetapi ditolak mentah-mentah. 

Pemimpin Besar Republik Islam Iran Ayatollah Ali Khemenei juga tidak memberikan restu kepada presiden Iran untuk hadir di Shram El-Sheikh.

Ketidakhadiran Iran membuat ”klaim” Trump bahwa ia sukses membangun fondasi perdamaian jangka panjang di Timur Tengah diragukan. Iran adalah musuh bebuyutan AS dan Iran adalah satu-satunya negara di dunia yang berani menembakkan rudal ke wilayah israel. 

Pada KTT Shram El-Sheikh, dua sekutu utama Iran, yaitu Turkiye dan Qatar, juga hadir. Namun, tanpa ada Iran yang ikut menyaksikan penandatanganan perjanjian perdamaian, banyak yang khawatir dinamika geopolitik di Timur Tengah tidak banyak berubah.

Ada dua kemungkinan Iran tidak hadir. Pertama, Iran tetap tidak pernah percaya kepada israel dan AS karena sering kali kesepakatan damai dikhianati. Iran masih menunggu bagaimana israel dan AS memperlakukan Palestina pasca-KTT Shram El-Sheikh. 

Ketika negara-negara Islam dan Arab tampak tunduk dan patuh kepada AS, Iran mengambil posisi menjaga jarak dan masih ingin melihat dinamika berikutnya di Palestina dan wilayah lain di Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: