'Purbaya Effect' Belum Terasa, Pengamat Sebut Ekonomi Masih Lesu Sampai Awal Tahun Depan
Lembaga riset Celios menyoroti rencana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang melontarkan wacana redenominasi. -disway.id/Anisha Aprilia-
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,04 persen (yoy) untuk kuartal III 2025. Kinerja tersebut ditopang oleh beberapa sektor utama, terutama belanja pemerintah, ekspor, serta sektor industri dan jasa.
BACA JUGA:Prabowo Bahas Stabilitas Politik dan Penguatan Ekonomi Bersama Sejumlah Pejabat di Istana Merdeka
Belanja pemerintah menjadi salah satu pendorong utama, tumbuh 5,49 persen setelah sempat mengalami kontraksi sebesar 0,33 persen pada kuartal II. Menurut Faisal, peningkatan ini menunjukkan bahwa realisasi anggaran berjalan lebih cepat menjelang akhir tahun, sehingga mendorong aktivitas ekonomi domestik.
Dari sisi eksternal, ekspor neto tumbuh 9,91 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan global terhadap komoditas unggulan Indonesia seperti minyak sawit (CPO), besi dan baja, serta meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara yang turut memperkuat sektor jasa.
Sementara itu, sektor manufaktur mulai menunjukkan ekspansi setelah melambat pada kuartal sebelumnya. Sektor perdagangan, informasi dan komunikasi, serta transportasi dan pergudangan juga mencatatkan kinerja positif, ditopang oleh peningkatan aktivitas ekonomi digital dan konsumsi masyarakat.(*)
*)Mahasiswa Magang Prodi English for Business and Professional Communication Politeknik Negeri Malang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: