Kepahlawanan Seni Rupa 'daripada' Soeharto
”JENDERAL TERSENYUM”, lukisan Dede Eri Supria tentang Presiden Soeharto. Lukisan itu digubah menjadi gambar mata uang. -Agus Dermawan T. untuk Harian Disway-
BACA JUGA:Prabowo Rangkul Oposan Era Soeharto
BACA JUGA:The Little Soeharto
”Oh, itu artinya lukisan saya tentang seorang presiden tak kunjung selesai juga, karena terhambat beberapa kesulitan,” jawab Ronald santai.
”Bohong! Saya curiga Saudara memprovokasi masyarakat untuk mendongkel kekuasaan kepala negara,” kata polisi lagi. Ronald Manulang diam. Lalu, masyarakat tahu, pameran itu ditutup polisi.
Pada menjelang 1980 perupa Redha Sorana mencipta seni lukis instalatif yang menggambarkan figur Mona Lisa dengan wajah Ibu Tien Soeharto. Atas lukisan itu, Redha dipanggil aparat dan dituduh menyindir ibu negara.
”Kata sejumlah orang, senyuman Ibu Tien di sini berkonotasi sorriso al dieci percento. Senyuman sepuluh persen. Apa benar?” Redha tentu tak menjawab.
Namun, seni rupa lucu itu akhirnya dikeluarkan dari arena pameran. Pada waktu itu di masyarakat memang sedang ramai rumor adanya komisi 10 persen untuk petinggi dan istri petinggi negara.
Waktu bergulung berbelas tahun, sampai akhirnya ada seseorang yang menyampaikan aneka kejadian di atas kepada orang dekat Soeharto. Atas berita tersebut, orang dekat itu tertawa.
”Mustahil Pak Harto bisa takut sama seni rupa. Itu kan kelakuan oknum aparat penjilat yang cuma ingin cari selamat,” katanya. Menariknya, kelakuan aparat seperti itu ada di berbagai kota dan desa.
Pak Harto dan seni rupa memang tampak seperti dua dunia yang nyaris tidak ketemu. Latar belakang dan minat hidupnya jelas menegaskan itu. Ia adalah anak ulu-ulu (juru air) lulusan SMP Muhammadiyah yang gemar bermain plinteng (ketapel dengan peluru batu).
Dunia plinteng itu menuntunnya masuk ke sekolah militer di Gombong 1940. Pada zaman Jepang, ia jadi sukarelawan pasukan kepolisian atau keibuko.
Namun, sebagai (orang yang pernah jadi) presiden, seni rupa mau tak mau ramai hadir di hadapannya. Selama Pak Harto berkuasa, ada ratusan karya seni rupa yang diberikan kepadanya.
Semua itu datang dari Indonesia dan penjuru dunia. Ada lukisan atau patung. Ada craft atau art craft, dari piring seladon Dinasti Sung sampai arca kristal produksi Daum.
Di tubuh karya-karya tersebut tertoreh nama Richard Nixon, Roh Tae Woo, Pham Van Dong, Zenko Suzuki, Yasser Arafat, Fidel Castro, Francois Mitterrand, Corazon Aquino, Paul Keating, dan sebagainya.
Tak ketinggalan Sudono Salim, Probo Sutedjo, Faizal Abda’oe, Siti Hardiyanti Rukmana, dan berderet nama pengusaha besar Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: