Shirataki Rice Bisa Digunakan untuk Diet, Asalkan Harus Seimbang!

Shirataki Rice Bisa Digunakan untuk Diet, Asalkan Harus Seimbang!

Shirataki rice, makanan yang sedang jadi tren program diet di media sosial.--freepik.com

Mengonsumsi dalam porsi kecil terlebih dahulu dan memastikan asupan cairan yang cukup biasanya dapat mengurangi keluhan tersebut.

Apakah shirataki rice cukup bergizi? Anda sudah tahu jawabannya: tidak sepenuhnya. Shirataki rice hampir tidak mengandung protein, vitamin, maupun mineral penting. 

Jika dikonsumsi berlebihan tanpa kombinasi makanan lain, menu harian bisa menjadi miskin nutrisi. Karena itu, shirataki rice paling ideal digunakan sebagai alas makanan. Bukan menu utama. Untuk menjaga keseimbangan gizi, sebaiknya dikombinasikan dengan:

  • Sumber protein seperti telur, ayam, tahu, tempe, atau kacang-kacangan
  • Lemak sehat
  • Sayuran dalam jumlah cukup


Shirataki rice dapat menjadi alternatif bagi mereka yang ingin mengurangi kalori. Dengan catatan harus seimbang.--freepik.com

BACA JUGA:5 Manfaat Diet Keto dan 6 Risikonya

BACA JUGA:Diet Intermittent, Apakah Aman bagi Tubuh?

Pendekatan itu membantu memastikan tubuh tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan meski asupan kalori ditekan.

Meski terdengar menjanjikan, shirataki rice tidak cocok bagi semua orang. Mereka yang memiliki gangguan pencernaan sensitif, kesulitan menelan, atau sering mengalami masalah saluran cerna sebaiknya lebih berhati-hati.

Konsumsi serat tinggi tanpa cukup cairan juga berisiko menyebabkan sembelit atau rasa tidak nyaman pada perut.

Jadi, shirataki rice dapat menjadi alternatif bagi mereka yang ingin mengurangi kalori tanpa merasa tersiksa. Asalkan digunakan dengan tepat dan seimbang.

BACA JUGA: Tren Diet Sehat Pascalebaran, Dari Food Combining hingga Intermittent Fasting

BACA JUGA:5 Tip Diet Sehat Pascalebaran, Agar Tubuh Kembali Segar dan Terhidrasi

Sebagai bagian dari pola makan sehat yang lebih luas, shirataki rice dapat membantu. Namun jika dijadikan satu-satunya andalan diet, manfaatnya akan terbatas.

Seperti banyak tren nutrisi lainnya, kuncinya tetap sama: moderasi, keseimbangan, dan kesadaran akan kebutuhan tubuh sendiri. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: