Misteri Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon: Diduga Bukan Perampokan

Misteri Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon: Diduga Bukan Perampokan

ILUSTRASI Misteri Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon: Diduga Bukan Perampokan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Tragedi terjadi di rumah mewah pengusaha konstruksi H Maman Suherman di Cilegon, Banten, Selasa siang, 16 Desember 2025. Saat itu rumah dihuni dua anak Maman, usia 9 dan 8 tahun. Tahu-tahu si sulung Muhammad Axle, 9, tewas dengan 19 tusukan benda tajam. Diduga perampokan, tapi tak ada barang yang hilang.

MISTERI pembunuhan Axle, bocah kelas IV SD, itu kini masih diteliti polisi. Hampir mustahil ia dibunuh adiknya yang seusia itu. Polisi masih memeriksa segala sesuatunya di kasus tersebut.

Kapolsek Cilegon Kompol Firman Hamid kepada wartawan mengatakan, diharapkan masyarakat bersabar menunggu penyelidikan polisi. Jangan ada spekulasi yang disebarkan di medsos dengan info-info tidak valid.

Firman: ”Seluruh informasi dan petunjuk yang ada sedang kami dalami untuk mengungkap pelaku dan motif kejadian. Mohon bersabar.”

BACA JUGA:Pembunuhan Bocah 5 Tahun Akibat Cinta Segitiga: Cemburu Bisa Membunuh

BACA JUGA:Motif Pembunuhan Bocah Dilakban di Pantai Cihara, Dari Pinjol hingga Lesbian Antar Pelaku

TKP di sebuah rumah mewah di Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS) III, Kelurahan Ciwaduk, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, Banten. Rumah dua lantai itu berwarna dominan putih. Bentuk bangunan gaya Eropa modern. Banyak kaca di dindingnya.

Itu milik pengusaha Maman. Ia pemilik perusahaan konstruksi yang beroperasi di kawasan industri Cilegon. Sehari-hari ia berkantor di perusahaan tersebut.

Maman pengusaha sekaligus politikus. Ia anggota Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Cilegon. Ia juga pernah menjabat pengurus partai politik lain di daerah tersebut. 

BACA JUGA:Polisi Ringkus Pelaku Pembunuhan Bocah APH yang Dilakban di Pantai Cihara

BACA JUGA:Kasus Pembunuhan di Sumedang Dipicu KDRT: Motif Adik Bela Kakak

Selasa, 16 Desember 2025, Maman berada di kantor sejak pagi di wilayah Ciwandan, Kota Cilegon.

Sekitar pukul 14.20 WIB ia ditelepon anak bungsunya, inisial D, 8. D menelepon sambil menangis histeris, berteriak minta tolong ayahnya. Sebab, D melihat kakaknya berdarah-darah.

Maman segera meninggalkan kantor dengan naik mobil. Jarak dari kantornya ke rumah sekitar 10 kilometer. Ditempuh bermobil sekitar 20 menit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: