Misteri Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon: Diduga Bukan Perampokan
ILUSTRASI Misteri Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon: Diduga Bukan Perampokan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Disebutkan, umumnya orang menganggap perampokan dilakukan secara acak oleh perampok. Berdasar hasil riset, ternyata tidak. Semua perampok pasti merencanakan secara detail Tindakan mereka sebelum melakukannya.
Dirumuskan, ada empat hal yang dilakukan perampok untuk menentukan apakah suatu rumah akan dirampok atau tidak. Calon target dianalisis perampok secara teliti dan khas.
Dianjurkan, warga mewaspadai empat hal yang dilakukan perampok itu.
Pertama, waspadai jika ada mobil parkir di sekitar rumah Anda, tapi di dalam mobil ada orangnya. Kemungkinan itu perampok yang sedang memantau calon korban. Kecuali di sekitar situ ada orang yang bekerja, misalnya, memasang peralatan tertentu di rumah tetangga.
Kedua, orang asing mengetuk pintu rumah Anda. Sebelum melakukan kejahatan, para perampok sering mengunjungi rumah calon korban karena empat alasan spesifik: menetapkan jadwal, mengamati detail rumah, menghitung jumlah penghuni, dan menganalisis para penghuni.
Perampok mengetuk pintu, jika tuan rumah membukanya, perampok akan berpura-pura tanya alamat atau alasan apa pun. Sebenarnya ia sedang menilai calon korban.
Ketiga, jika ketukan pintu tak dibuka, perampok menyimpulkan rumah tak berpenghuni sehingga mereka mulai membobol rumah.
Empat, vandalisme. Meski tampak tidak masuk akal, perampok melakukan tindakan vandalisme kecil dan acak. Tujuannya untuk menguji, apakah rumah yang ditargetkan sedang dihuni atau kosong.
Di kasus Cilegon, merujuk keterangan Kusuma, perampok tepergok korban Axle sepertinya tidak logis. Sebab, bocah usia segitu tidak dianggap sebagai ancaman bagi perampok. Dengan demikian, semestinya tidak perlu dibunuh begitu sadis. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: