Pameran Foto PFI dan KPU Jatim Resmi Ditutup
Upload By:
Boy Slamet|
Senin / 17-02-2025,09:18 WIB
Praktisi digital website Fatchur Rohman menyatakan optimasi SEO (Search Engine Optimization) dalam fotografi membantu fotografer dan pemilik situs mendapatkan lebih banyak trafik melalui pencarian untuk meningkatkan visibilitas gambar di pencarian mesin pencarian. "Penerapan SEO pada gambar bukan hanya soal estetika, tetapi juga bagaimana gambar tersebut bisa lebih mudah ditemukan oleh mesin pencari," ujar Fatchur dalam pelatihan "Optimasi SEO Fotografi", yang menjadi bagian dari Pameran Foto dan Karikatur Pilkada Serentak Jatim 2024 yang digelar oleh KPU Jatim dan PFI Surabaya, Minggu (16/2/2025). Menurut dia, ada empat aspek utama dalam optimasi gambar untuk SEO, yaitu nama file yang informatif, penggunaan "alt text" atau teks alternatif yang relevan, pemilihan ukuran gambar yang tepat, serta pemilihan format gambar yang sesuai. "Hindari nama file acak seperti IMG1234.jpg. Sebaiknya gunakan nama yang jelas, misalnya nasi-goreng-telur.jpg. Penggunaan tanda hubung (-) juga dianjurkan agar lebih mudah terbaca oleh algoritma pencarian," ujar pria yang saat ini mengelolah 68 situs media daring itu. Selain itu, lanjutnya, alt text berperan penting dalam membantu mesin pencari mengenali konten gambar. "Alt text harus menjelaskan gambar dengan jelas, sekaligus relevan dengan isi halaman. Ini juga berguna bagi pengguna dengan keterbatasan penglihatan," ucapnya. Itu diungkapkan pada rangkaian Pameran Foto KPU Jatim bersama Pewarta Foto Indonesia di Royal Plasa Surabaya. Foto : Dokumentasi PFI Surabaya
Ali Masduki, Koordinator Bidang Pengembangan SDM PFI Surabaya, menjelaskan bahwa materi SEO yang disampaikan oleh ahli web, Fatchur Rohman, bertujuan untuk mendukung kinerja jurnalistik, baik bagi reporter maupun fotografer di era digital. "Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari workshop yang telah berlangsung sejak hari pertama hingga hari ketiga pameran, yang diselenggarakan oleh KPU Jawa Timur bersama PFI Surabaya," terangnya. Pada hari pertama, Beawiharta sebagai pemateri membuka wawasan peserta mengenai pentingnya fotografi di era digital. Jika dahulu koran hanya membutuhkan judul yang menarik untuk menarik perhatian pembaca, kini tradisi tersebut telah bergeser. Foto yang bagus kini menjadi daya tarik utama bagi pembaca. Hari kedua, Suryanto, Ketua PFI Surabaya, membagikan tips "Ngonten Ala Jurnalistik". Ia memaparkan berbagai hal, terutama cara membuat konten dengan pendekatan jurnalistik. Konten, baik berupa foto, video, atau artikel, yang dikemas dengan pendekatan jurnalistik dan disebarluaskan melalui berbagai platform daring, akan lebih menarik. Meskipun tidak semua pembaca tertarik, setidaknya konten kreator yang memahami kaidah jurnalistik akan memiliki nilai lebih. Foto : Dokumentasi PFI Surabaya
ari ketiga, workshop mengangkat tema "Fotografer Cakap Bicara". Diskusi ini diisi oleh Kus Andi, Ketua Himpunan Humas Hotel Surabaya. Dalam paparannya, Kus Andi menekankan pentingnya kemampuan komunikasi yang baik bagi seorang fotografer. Menurutnya, kunci utama untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik adalah percaya diri. Salah satu cara mudah untuk melatih kemampuan ini adalah dengan menulis keterangan foto menggunakan bahasa tutur. Misalnya, saat mengunggah foto di Instagram, fotografer dapat menulis narasi yang menjelaskan isi foto dengan gaya bercerita. Menurut Ali, di era digital ini, kemampuan membuat konten yang bagus saja belum cukup. Seorang jurnalis foto maupun konten kreator juga perlu memahami cara dan bersahabat dengan mesin pencari. Artikel, foto, dan video tidak hanya ditujukan untuk manusia, tetapi juga harus dapat diterima oleh mesin pencari. "Di sinilah peran SEO (Search Engine Optimization) menjadi penting. SEO masih diyakini sebagai cara efektif untuk meningkatkan traffic pengunjung website. Sangat disayangkan jika foto, artikel, atau video yang bagus hanya dinikmati oleh sedikit orang," tandasnya. Foto : Dokumentasi PFI Surabaya
- Share: