Dalam buku karangan Ivone de Carlo itu, nama Sigit ada di halaman 109. Keterangannya: perajin batik keturunan Tionghoa yang memasukkan seni sinografi ke dalam batik Lasem.
Sedangkan lema (entry) sinografi ada di halaman 110. Penjelasannya: kalimat-kalimat mutiara atau pepatah arif Tiongkok.
Di areal terbuka belakang rumah Rini, kain-kain batik sinografi itu tersimpan di sebuah lemari berpintu kaca. Dilipat dan dikemas rapi. Siap dipasarkan.
Pada batik sinografi, aksara Tiongkok itu tidak berdiri sendiri. Ia tetap dipadukan dengan motif-motif khas Lasem lainnya. Misalnya, watu kricak, titik-titik kecil yang sedikit lebih besar daripada beras. "Ini, katanya, mengingatkan orang pada Jalan Daendels," ujar Rini.
Lasem, yang terletak di pantai utara Jawa itu, memang dilintasi Jalan Raya Daendels. Jalan itu membentang dari Anyer ke Panarukan.Panjangnya seribu kilometer lebih.
Saat pembangunannya pada 1808-1811, wilayah pantura penuh pecahan batu untuk memadatkan jalan. Itulah watu kricak yang teksturnya lantas diabadikan dalam batik khas Lasem tersebut.
Motif lain adalah sekar jagad. Ini adalah motif floral yang juga muncul pada batik khas Solo dan Jogja. Sekar jagad dimaknai sebagai bentuk keindahan paripurna. Menghiasi seluruh alam, membentuk kembang-kembang yang cantik.
Atau motif gunung ringgit. Bentuknya seperti sebaran uang koin yang bertumpuk-tumpuk. Membentuk motif separo lingkaran yang saling tumpang tindih.
BACA JUGA: Dekranasda Kota Pasuruan Dorong Pemasaran Batik Khas Daerah
Ini melambangkan harapan agar pemakainya bisa menimbun ringgit (uang kecil) menjadi gunung. Simbol keteguhan mencari rezeki dan mata pencaharian.
AKULTURASI dalam selembar batik di pesisir Pantai Utara Jawa. Foto: Rini Safitri, pemilik Batik Kencana, menunjukkan kekhasan motif batiknya di Lasem, Januari 2023. -Doan Widhiandono-Harian Disway-
Nah, huruf-huruf Tiongkoknya menyembul di sela-sela itu. Dibingkai bulat sehingga tetap terlihat menonjol. Ia bisa dipisahkan dari keseluruhan motif batik tetapi bisa juga dipandang jadi satu kesatuan.
Sinografi dalam batik produksi Sekar Kencana tidak dibiarkan menjadi aksen semata. Ia tetap dimaknai secara utuh sebagai sebuah kalimat. Bahkan, kalimat itu diterangkan dalam secarik kertas kecil yang menyertai kemasan batik.
Pada salah satu kain, misalnya, ada keterangan yang berbunyi usianya setinggi gunung selatan, rezekinya seluas laut timur.
"Jadi, siapa yang memakai kain ini bisa dapat sugestinya," kata Rini. Ya, mengenakan secarik batik sinografi Lasem berarti mengenakan sebaris harapan—atau doa—sebagaimana yang terkandung dalam kalimat pepatah itu.
Perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa juga terlihat pada kerumitan desain batik Sekar Kencana. Misalnya, muncul motif-motif binatang mitologis Tionghoa. Ada kilin, naga, atau burung feng huang (phoenix).