Akulturasi dalam Selembar Batik di Pesisir Pantai Utara Jawa

Kamis 30-11-2023,21:52 WIB
Reporter : Retna Christa
Editor : Doan Widhiandono

Batik Sigit Witjaksono yang istimewa tak lepas dari karakternya yang open minded. Sigit adalah pelopor nikah campur di Lasem. Ia pemuda Tionghoa pertama yang berani memperistri gadis Jawa, pada 1963. Demi akulturasi.

"Soal agama, ayah juga sangat open. Dulu, beliau Konghuchu. Mama Islam. Kami, anak-anaknya, disekolahkan di sekolah Katolik. Karena dulu sekolah-sekolah yang bagus itu rata-rata punya Katolik," cerita Rini.

"Nah, setelah menikah, kami bebas memilih agama apa saja. Saya, kebetulan, menjadi mualaf," tutur perempuan berkedurung itu.

Dua dekade lebih Rini jadi arek Suroboyo. Dia mengira akan selamanya menghabiskan hidup di Kota Pahlawan. Hingga pada 2017, sang ayah memanggil. Dia diminta melanjutkan usaha batik Sekar Kencana.

BACA JUGA: Donnie Sibarani dan Ikatan Alumni Putri Indonesia Kenakan Batik Khas Kota Pasuruan

Indahnya Motif Sinografi


AKULTURASI dalam selembar batik di pesisir Pantai Utara Jawa. Foto: seorang pembatik di Sekar Kencana mewarnai batik sinografi.-Retna Christa-Harian Disway-

Motif warisan mendiang Sigit Witjaksono, maestro batik asal Lasem, memang khas. Berkesan rumit. Karya warna. Dan yang paling unik, ada sebaris harapan yang tersemat dalam lembaran batiknya. Batik sinografi.

Rini Safitri tidak sekadar mewarisi bisnis batik. Lebih dalam lagi, dia melanjutkan filosofi yang ditanamkan Sigit pada lembaran kain batik produksi Sekar Kencana.

Salah satu filosofi besar yang muncul pada batik mereka adalah akulturasi. "Apalagi, mama dan papa itu kan pencampuran dua etnis," ucap Rini, anak ketiga dari empat bersaudara tersebut.

Ya, Sigit yang Tionghoa itu menikahi Marpat Rochani yang Jawa tulen. Keturunan wedana, pemimpin wilayah administratif di bawah kabupaten dan di atas kecamatan.

Pernikahan mereka pada 1963 bahkan dicatatkan di Catatan Sipil. Sebuah langkah sangat progresif pada zaman itu. Akulturasi itulah yang juga mewujud dalam karya-karya batik Sigit.

"Ini satu-satunya batik di Lasem yang sinografi," ucap Rini tatkala berbincang dengan tim ekspedisi Jejak Naga Utara Jawa, Rabu, 18 Januari 2023.

Dalam dunia batik, sinografi merujuk pada pemakaian aksara Han (hanzi) dalam motif batik. Huruf yang dipakai tidak random. Tetapi mewujud menjadi satu kesatuan makna. Membentuk kalimat filosofis—kata-kata mutiara—dalam tradisi Tionghoa.

BACA JUGA: Kota Pasuruan Kenalkan Batik Baru di North Java Kreasi Fashion Batik Harmonie

Itu hanya Sigit yang punya. Nama Sigit sampai dimasukkan dalam buku Batikpedia; Kumpulan Istilah Penting dalam Dunia Batik yang terbit pada 2020.

Kategori :