Jelang Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Asia Tenggara: Gembala yang Melawan Usia Renta

Sabtu 31-08-2024,14:14 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Noor Arief Prasetyo

Di akhir tahun, Paus akan memulai Tahun Jubilee 2025. Itu adalah tahun peziarahan yang diperkirakan akan mendatangkan 32 juta umat ke Roma. (*)

 

ahkan muncul kalimat-kalimat skeptis. Masih perlukah seseorang yang berusia demikian sepuh harus melakukan banyak hal, 16 kali pidato, lusinan pertemuan, hingga beberapa misa akbar di empat negara?

 

’’Bapa Suci masih meyakini bahwa kita memang perlu memaksa diri semaksimal mungkin,’’ kata seorang diplomat senior Vatikan yang diwawancarai Agence France-Presse.

 

’’Tahun ini, beliau merasa mampu. Tahun depan, rasanya sudah tidak begitu lagi,’’ tambahnya.

 

Faktor kesehatan memang cukup menjadi perhatian petinggi Vatikan. Sebab, alasan kesehatan itulah yang membuat mendiang Paus Benediktus XVI membuat keputusan bersejarah itu: mundur. Sebelum itu, Paus terakhir yang mundur dari jabatannya adalah Paus Gregorius XII pada 4 Juli 1415.

 

Namun, Paus Fransiskus memang militan. Khas para pastor-pastor Jesuit, ordo yang didirikan Santo Ignasius dari Loyola tersebut.

 

Paus Fransiskus berpendapat, kunjungan apostolik adalah bagian penting dari tugasnya sebagai gembala umat. Untuk tanpa henti menebarkan ajaran iman kepada pengikut Katolik di kolong jagat.

 

Dengan kunjungan apostoliknya yang ke-45 ini, Paus Fransiskus membuktikan dirinya sebagai gembala yang mencintai umatnya. Jauh dari birokrasi Vatikan dan lebih memilih mendekat kepada umat biasa. Itulah yang tampaknya memberikan energi dan momentum bagi Paus Fransiskus.

 

Kategori :