Karena tak mampu lagi naik tangga, Paus Fransiskus selalu memakai elevator setiap naik pesawat. Ia juga lebih banyak duduk. Begitu pula setiap melakukan konferensi pers di pesawat setiap kali ia pulang dari kunjungan kepausan.
Memang, Paus Fransiskus selalu melawat disertai tim dokter dan perawat pribadi. Tetapi, menurut sumber Vatikan, tak ada yang berbeda dalam setiap kunjungan. Tidak ada atensi khusus.
’’Kondisi beliau secara umum cukup bagus. Tak ada yang harus dikhawatirkan di musim panas ini,’’ kata sumber tersebut.
Salah satu apresiasi muncul dari Andrea Ungar, Presiden Masyarakat Gerontologi dan Geriatri Italia. ’’Kunjungan ini sekali lagi membuktikan kekuatan spirit Paus. Menunjukkan kepada kita, bahwa banyak hal masih bisa dilakukan meskipun seseorang sudah sepuh,’’ ucap Ungar.
’’Motivasi yang kuat bisa memberikan energi luar biasa. Ini contoh yang bagus untuk para lanjut usia. Semakin kukuh kita berdiri, semakin kukuh pula hidup kita,’’ ucapnua.
Dan energi itu pula yang membuat jadwal Paus begitu padat hingga akhir tahun. Dua pekan setelah kunjungan ke Asia Tenggara, Paus dijadwalkan melawat selama empat hari di Luxembourg dan Belgia mulai 26 September 2024.
Pada Oktober 2024, ia akan mengadakan Sidang Umum Sinode Para Uskup. Itu adalah pertemuan besar pemimpin gereja sedunia untuk menentukan arah masa depan Gereja Katolik.
Di akhir tahun, Paus akan memulai Tahun Jubilee 2025. Itu adalah tahun peziarahan yang diperkirakan akan mendatangkan 32 juta umat ke Roma. (Doan Widhiandono)