Dia menyatakan bahwa Indonesia berperan sebagai pintu masuk ke ASEAN dan menjadi pusat strategis bagi pasar regional dan global.
“Dengan 35 perjanjian perdagangan, termasuk ekonomi komprehensif daerah kemitraan-pakta perdagangan terbesar mencakup perekonomian utama seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Australia-Indonesia peran penting di global perdagangan,” ucapnya.
BACA JUGA:IKN Dibuka untuk Umum Mulai Besok, Kuota Langsung Penuh di Hari Pertama
Selain itu, Ibas juga mengapresiasi kerja sama antara Indonesia-uzbekistan dari sisi pariwisata, transportasi, pendidikan, dan budaya.
Tidak hanya perdagangan, Ibas juga mengapresiasi peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Uzbekistan dari sisi pariwisata, transportasi, serta pendidikan dan budaya.
Ia mengatakan, kerja sama bilateral kedua negara harus terus ditingkatkan. Menurutnya, kerja sama kedua negara ini harus terus ditingkatkan.
Ibas juga menekankan pentingnya demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang transparan, serta menyatakan dukungannya untuk pemilu parlemen di Uzbekistan.
Dia juga mendorong Uzbekistan untuk terus mendukung penuh kemerdekaan Palestina, dengan menegaskan bahwa kedua negara harus tetap berkomitmen untuk membantu rakyat Palestina melalui dukungan politik dan kemanusiaan.
“Kita harus terus berjuang untuk kebenaran serta keadilan akan hak dan kemanusiaan dan posisi ini tidak akan berubah di masa depan, sampai kita melihat hak-hak bangsa Palestina dipenuhi dan kita melihat kemerdekaan Palestina terwujud,” ucap putra bungsu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Pada kesempatan yang sama, Ibas beserta anggota GKSB lainnya mengadakan pertemuan bilateral dengan Head of Friendship Group Uzbekistan-Indonesia, Erkin Salikhov.
Dari pihak Indonesia, pertemuan tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Putu Supadma Rudana, serta anggota delegasi GKSB Hinca LP Pandjaitan, I Komang Koheri, Bahtra, Agung Budi Santoso, Dimyati Natakusumah, Hamid Noor Yasin Sturman Panjaitan, Lasmi Indaryani, Irwan, Andi Akmal Pasluddin, Rezka Oktoberia, Hanna Gayatri, dan Muhamad Arwani Thomafi.