Suka Pengepungan di Bukit Duri? Simak 5 Mahakarya Joko Anwar dari Janji Joni hingga Pengabdi Setan!

Sabtu 19-04-2025,10:00 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Retna Christa

HARIAN DISWAY - Film terbaru Joko Anwar, Pengepungan di Bukit Duri, resmi tayang mulai 17 April 2025. Review positif bermunculan di media sosial.

Sekali lagi, Joko Anwar memukau movigoers dengan plot yang fresh, kritik sosial yang tajam, dan kali ini lengkap dengan adegan aksi yang intens. Drama keluarga berbalut thriller itu sukses membuat penonton pulang dari bioskop dengan sejuta percakapan.

Ada sesuatu yang berbeda dalam setiap film Joko Anwar. Tiap karyanya bukan sekadar film, melainkan jendela. Yang mengajak kita mengintip dunia lain yang seram, getir, atau absurd. Tapi seringkali terasa lebih nyata daripada kenyataan.

Dalam lebih dari dua dekade kariernya, Joko Anwar telah menyusun filmografi yang konsisten kuat dalam karakter. Dari horor hingga drama sosial, dari satire politik sampai misteri psikologis.

BACA JUGA:Sinopsis Pengepungan di Bukit Duri: Ketika Sekolah Berubah Jadi Tempat Perang

BACA JUGA:6 Fakta Seru Film Pengepungan di Bukit Duri, Joko Anwar Collabs dengan Studio James Bond!

Lima film berikut ini adalah yang paling ikonik. Yang bukan hanya memperkuat posisinya di kancah film nasional, tapi juga mewarnai lanskap sinema Indonesia itu sendiri.

1. Janji Joni (2005) - Komedi Satir yang Jadi Cult


Janji Joni merupakan film pertama dari Joko Anwar untuk berkarir sebagai sutradara film di Indonesia. --the tv db

Ini adalah debut Joko Anwar menyutradarai film panjang. Sebelum horor dan politik, Joko memulai karier dengan kisah sederhana tentang pengantar gulungan film yang harus menghadapi berbagai rintangan absurd, agar penonton bisa nonton tepat waktu.

Janji Joni adalah film tentang dunia film. Tapi lebih dari itu, ia juga satire tentang kekacauan kota, keacakan hidup, dan bagaimana sistem bisa merusak mimpi seseorang.

Gaya berceritanya ringan tapi berani. Penuh warna, nyeleneh, dan diisi cameo dari berbagai tokoh industri perfilman. Bintang utamanya sendiri adalah Nicholas Saputra, Mariana Renata, serta Rachel Maryam.

Bagi generasi 90-an, Janji Joni adalah semacam kapsul waktu. Menggambarkan era transisi sinema Indonesia dari stagnasi ke kebebasan baru.

BACA JUGA:Komentar Joko Anwar setelah Ifan Seventeen Dikritik Netizen karena Jadi Dirut PFN

BACA JUGA:Sinopsis Lengkap 7 Episode Serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreams yang Tayang di Netflix 14 Juni 2024

Meski tidak segelap karya-karyanya setelahnya, film ini sudah menunjukkan keberanian Joko Anwar menyuarakan hal-hal tak biasa dengan cara yang menyenangkan.

2. Pintu Terlarang (2009) - Eksplorasi Luka Psikologis


Pintu terlarang merupakan film horor pertama Joko Anwar. --Cultura

Satu dekade sebelum Pengabdi Setan, Joko Anwar sudah menunjukkan kemampuan bermain di wilayah gelap jiwa manusia. Pintu Terlarang adalah mimpi buruk yang penuh teka-teki.

Film itu menceritakan tentang seorang pematung sukses yang hidupnya tampak sempurna. Sampai ia mulai menerima pesan-pesan misterius dari siaran TV kabel rahasia.

Apa yang tampak sebagai horor, sebenarnya adalah thriller psikologis yang berlapis-lapis. Joko Anwar menyiapkan kejutan demi kejutan yang tidak hanya plot twist, tapi menyayat perasaan.

BACA JUGA:Serem! Joko Anwar Bagikan Judul Episode dan Bintang Nightmares and Daydreams

BACA JUGA:5 Fakta tentang Serial Joko Anwar Nightmares and Daydreams, Genre Bikin Penasaran

Ia mengajak penonton mempertanyakan kembali realitas, trauma masa kecil, dan ilusi kebahagiaan.

Pintu Terlarang bukan film yang mudah dicerna. Tapi bagi yang sabar, ia akan jadi pengalaman sinematik yang sangat mengguncang. Film itu diputar di berbagai festival film internasional, menunjukkan bahwa Joko tak sekadar piawai di kandang sendiri.

3. A Copy of My Mind (2015) – Cinta di Tengah Kekacauan


The Copy of My Mind adalah film Joko Anwar dengan biaya minim tetapi menghasilkan karya yang indah. --dewimagazine

Di antara horor dan thriller, Joko juga piawai membingkai keintiman dalam realita keras. A Copy of My Mind adalah potret dua anak muda Jakarta yang bertemu secara tak sengaja. Kemudian terlibat dalam kisah sederhana, penuh realita yang menampar.

Sari (Tara Basro), bekerja di salon kecantikan. Sedangkan Alex (Chicco Jericho) adalah tukang bikin subtitle DVD bajakan. Mereka jatuh cinta di tengah hiruk-pikuk politik dan kelas sosial.

BACA JUGA:Berikan Pengalaman Baru Menonton Film Horor, Joko Anwar Ingin Penonton Menemukan Orang yang Paling Berdosa

BACA JUGA:Siksa Kubur, Film Horor Garapan Joko Anwar yang Bikin Reza Rahardian Kembali

Yang membuat film itu mencolok adalah kesederhanaan visual dan kedalaman emosinya. Diambil dengan kamera seadanya, dialognya pun seringkali terasa seperti percakapan sehari-hari. Tapi justru itu yang membuat penontonnya merasa dekat, bahkan tersayat.

Diselipi isu pilkada Jakarta dan korupsi, film itu terasa sangat kontekstual, tapi tak kehilangan keintiman romansa.

Diputar di Venice Film Festival, A Copy of My Mind membuktikan bahwa cinta di film Indonesia tak melulu harus manis. Kadang cinta justru lahir dari luka, debu, dan realita yang berisik.

4. Pengabdi Setan (2017) – Gerbang Horor Modern Indonesia

Kebangkitan horor lokal dimulai dari sini. Pengabdi Setan bukan hanya reboot dari film cult yang dirilis pada tahun 1980. Tapi juga puncak pencapaian teknis dan atmosfer yang membuat merinding sampai ke tulang.

Joko Anwar menjadikan rumah tua, sumur, dan dentingan lonceng sebagai simbol horor yang baru, dan sangat khas Indonesia. Ia menggabungkan unsur klasik dan sentuhan modern.

BACA JUGA:Ambil Lagu Karya Opick untuk Siksa Kubur, Joko Anwar Ingin Pesan Filmnya Sampai

BACA JUGA:Digadang Tayang pada Saat yang Paling Sempurna, Ada 6 Fakta tentang Film Siksa Kubur Karya Joko Anwar

Tanpa jumpscare murahan, tapi penuh kecemasan yang merayap pelan. Akting Ibu (Ayu Laksmi) yang tak banyak dialog tapi begitu mengancam adalah keheningan paling bising dalam film itu.

Bukan cuma menyeramkan, Pengabdi Setan juga menyisipkan isu keluarga, kemiskinan, dan spiritualitas. Tak heran kalau film itu sukses besar. Ia ditonton 4 juta kali, dan menempatkan Joko Anwar di liga utama sutradara horor Asia.

5. Impetigore/Perempuan Tanah Jahanam (2019) – Tradisi, Kutukan, dan Kengerian Lokal


Perempuan Tanah Jahanam merupakan film yang baru terealisasi pada 2019 padahal sudah direncanakan sejak 2007. --simsable

Setelah kesuksesan Pengabdi Setan, Joko Anwar kembali menghantui bioskop dengan horor bertema lokal yang lebih pekat. Yakni lewat Perempuan Tanah Jahanam yang dibintangi Tara Basro, Marissa Anita, dan Christine Hakim.

Film dengan judul asing Impetigore itu mengisahkan seorang perempuan yang kembali ke kampung leluhurnya. Dia menemukan kutukan turun-temurun yang mengerikan.

BACA JUGA:Joko Anwar Berterima Kasih Filmnya Lampaui Rekor

BACA JUGA:Serem! Ini Daftar Lengkap Pemain Siksa Kubur Karya Joko Anwar, Ada Reza Rahardian dan Christine Hakim!

Di sini, horor bukan sekadar takut setan. Tapi takut pada warisan, takdir, dan rahasia keluarga. Joko menjadikan desa terpencil sebagai panggung horor yang efektif. Ia menggabungkan mistik Jawa, mitos, dan motif pembalasan dalam satu atmosfer yang menyesakkan.

Teknik sinematografi dan desain suara dalam film ini pun sangat diperhitungkan. Tidak heran, film ini terpilih sebagai wakil Indonesia untuk Academy Awards 2021 dan memenangkan sejumlah penghargaan.

Lebih dari sekadar menakut-nakuti, Impetigore adalah kritik tersembunyi tentang bagaimana masyarakat sering menormalisasi kekerasan dalam tradisi, bahkan mengkultuskannya.

Joko Anwar adalah bukti bahwa sineas Indonesia bisa bertarung di level internasional tanpa harus kehilangan akar. Ia tidak menjual eksotisme, tapi menggali ke dalam kebudayaan sendiri.

Lima film di atas adalah jejak langkah seorang pembuat cerita yang tak pernah puas hanya dengan membuat orang tertawa atau menjerit. Ia ingin kita berpikir, merasa, bahkan mempertanyakan hal-hal yang kita anggap biasa.

Dan yang paling menarik: Joko Anwar belum selesai karena sebentar lagi karya terbarunya yang bertajuk Pengepungan di Bukit Duri. Anda sudah nonton? (*)

Kategori :