Klantink, Pemenang IMB 2010, Mencoba Bangkit Lagi Setelah Pandemi

Klantink, Pemenang IMB 2010, Mencoba Bangkit Lagi Setelah Pandemi

MANGGUNG LAGI, Klantink sukses menghibur para undangan Surabaya Tourism Awards 2022 dan pengunjung Ciputra World Surabaya Minggu malam lalu (5/6).. -Boy Slamet-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Alunan biola berpadu manis dengan petikan ukulele dan gitar listrik. Ditingkahi tabuhan ketipung dan gebukan drum ringan, menghasilkan irama musik yang ritmis dan rancak. Bikin badan kepingin bergoyang. Dan memancing bibir untuk turut menyenandungkan lagu-lagu daerah populer yang diaransemen kembali dengan begitu atraktif.

Itulah Klantink. Grup musik asal Kota Pahlawan yang pernah tenar pada 2010. Tepatnya ketika mengikuti ajang talent show Indonesia Mencari Bakat. Yang ditayangkan TransTV. Klantink, waktu itu beranggotakan lima orang—Wawan, Imam Ndoweh, Cak Mat, Lukin, dan mendiang Budi—menjadi juara.  

Seusai manggung di Surabaya Tourism Awards 2022, para personel Klantink mengenang masa-masa itu. Seperti yang banyak diketahui, Wawan dkk asalnya adalah pengamen yang biasa beroperasi di sekitar terminal Joyoboyo. Mereka berada di bawah naungan Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ).


PERSONEL KLANTINK, (dari kiri), Wawan. Rengga Adi Setyawan. Marlborro. Rangga Setyawan. Maslukin. Imam Doweh, dan Cak Mat, berpose di belakang panggung Surabaya Tourism Awards 2022 Minggu lalu (5/6). -Boy Slamet-Harian Disway-

’’KPJ itu semacam wadah dan rumah untuk anak-anak jalanan. Kalau misal mau nongkrong atau sharing, kita kumpul disana,’’ tutur Agus Indriawan alias Wawan, sang vokalis, yang kini berusia 33 tahun. ’’Setiap hari kita ketemu. Akhirnya kita memutuskan untuk membentuk Klantink ini,’’ timpal Cak Mat (44), pemain ukulele dalam band yang banyak membawakan musik keroncong tersebut.

Bukan tanpa alasan kelima personel Klantink waktu itu mengikuti ajang pencarian bakat. Mereka memang berniat mengubah nasib. ’’Siapa memangnya yang ingin terus-terusan hidup di jalanan sampai tua,’’ tandas Cak Mat, yang nama aslinya adalah Muhammad Saifuddin.  

Alasan lainnya, Cak Mat dkk ingin menjaga image anak jalanan. Agar tidak melulu dipandang sebelah mata. ’’Waktu itu kami mikirnya, kalah atau menang (di IMB) itu urusan belakang. Yang penting kita menghibur masyarakat. Juga supaya musik kita diterima. Agar anak-anak jalanan tidak dipandang sebelah mata. Bermodal optimis saja,’’ paparnya.

Diakui oleh keduanya, setelah menjuarai IMB 12 tahun silam, Klantink mendapatkan begitu banyak undangan untuk tampil di berbagai daerah dan acara. Mereka bahkan sudah mengelilingi seluruh wilayah Indonesia.

Meroket, Lalu Redup

Setelah kontrak dengan manajemen TransTV habis, mereka kembali ke Surabaya. Masih bermusik. Dan bahkan makin meroket. Ciri khas mereka, yang mengusung musik etno-kontemporer yang ringan, fun, dan bikin goyang, bikin mereka disukai banyak kalangan. Klantink bahkan sempat tampil di acara seremonial Asian Beach Games di Hanoi, Vietnam, pada 2016.

Namun, popularitas memang tidak bertahan selamanya. Di level nasional, nama Klantink perlahan dilupakan. Dalam dua sampai tiga tahun setelah menjuarai IMB, mereka masih sering tampil di TV. Namun, setelah itu, permintaan manggung di TV mulai habis. Mereka mengandalkan job off-air. Itu pun tidak tentu. Kadang laris banget. Kadang sepi banget.


AGUS INDRIAWAN alias Wawan, vokalis Klantink, kembali menghibur penonton dengan suara dan aksi panggungnya yang khas. -Boy Slamet-Harian Disway-

Pernah, saking sepinya job, dua personel Klantink berjualan kerak telor di pinggir jalan. Mereka adalah Cak Mat dan Lukin, yang merupakan kakak beradik. Pada awal 2016, mereka mangkal di depan Royal Plaza Surabaya.  

Mereka mempelajari cara membuat kerak telor juga di sela mengikuti IMB. Gara-gara sering diajak jalan-jalan ke Kota Tua oleh para kru TransTV. Sampai sekarang, usaha kerak telor itu masih ada. Namun sudah pindah ke tempat yang lebih layak. Yakni di kawasan pasar malam Kodam Brawijaya.   


MUHAMMAD SAIFUDDIN alias Cak Mat adalah salah seorang personel orisinal Klantink.-Boy Slamet-Harian Disway-

Nah, ketika dihajar pandemi, para pekerja seni termasuk yang paling sengsara. Job yang sudah tinggal sedikit semakin habis. Hanya untuk sekadar bertahan hidup saja sulit.

Di atas panggung Surabaya Tourism Awards (STA) 2022, Wawan juga menyatakan bahwa Klantink mendapatkan undangan dari BBC News untuk terbang ke London. Mengisi segmen acara di sana. Namun apa boleh buat, pandemi memaksa acara tersebut batal.

’’Waktu pandemi itu benar-benar sepi,’’ kenang Wawan. ’’Untuk bangkit, kita membuat konten di YouTube, ikut konser virtual, dan mengadakan charity,’’ lanjut bapak dua anak tersebut.


MASLUKIN, adik Cak Mat, pernah turut berjualan kerak telor saat sepi job.-Boy Slamet-Harian Disway-

Rilis Single Baru

Kendati demikian, baru-baru ini Klantink diketahui merilis single berjudul Wedi Neroko. Dalam bahasa Indonesia, artinya Takut Neraka. Lagu itu sudah dapat didengarkan di berbagai platform musik digital. Tidak hanya itu, sebentar lagi mereka juga akan kembali merilis single berjudul Iling Rosomu. Alias Ingat Rasamu.

’’Bisa dibilang, ya kami siap berkarya lagi, lah. Pandemi kan sudah memudar. Ini saatnya ngegas lagi,’’ kata Wawan. Konser mini di panggung Surabaya Tourism Awards 2022 adalah penampilan kedua mereka dalam dua tahun terakhir. Event itu bisa dijadikan momentum bangkit oleh Klantink.

Meskipun sudah terkenal oleh publik—terutama di Surabaya dan Jawa Timur—Wawan dkk mengingat masa-masa sebelum mereka menjadi sukses. Hal itu yang mendorong mereka tak lupa menggelar program-program berbasis amal. Misalnya proyek album Cerita Sahabat. Yang didedikasikan buat sekolah-sekolah di Surabaya yang kondisinya kurang bagus.

’’Jujur saja, saya tidak pernah sekolah sama sekali. Maka dari itu saya ingin mendedikasikan kepada sekolah-sekolah itu,’’ ungkap Cak Mat. ’’Kami jual CD berisi beberapa lagu di album tersebut. Tapi penghasilan yang kami terima diserahkan sepenuhnya kepada sekolah yang kondisinya seperti itu (buruk, Red),’’ imbuhnya. (Retna Christa-Victoria Angelina)

Sumber: