Wow! Pernikahan Dini Nasional tembus 50.704 Pasangan, Jatim Sumbang 15 Ribu, Ini Peringkat Tiap Provinsi

Wow! Pernikahan Dini Nasional tembus 50.704 Pasangan, Jatim Sumbang 15 Ribu, Ini Peringkat Tiap Provinsi

Ilustrasi pernikahan dini.-Antara-

Dia adalah Ketua Forum Anak Surabaya (FAS) Neerzara Syarifah Alfarizi. Menurut Neerza, jumlah pengajuan dispensasi nikah di Surabaya sudah mencapai 19 pasangan di awal 2023. Banyak di antara mereka hamil di luar nikah. 

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Direktur PT Bensa Adhi Cipta Benny Setiawan Santosa: Zhi Zu Bu Ru, Zhi Zhi Bu Dai

BACA JUGA:Kadin Jatim Jelaskan Mengapa Harga Daging di Papua Mahal: Perizinan Seperti Impor, Harus Lewat Tanjung Priok


KETUA FORUM ANAK SURABAYA (FAS), Neerzara Syarifah menjadi salah satu pembicara konferensi pers di Pemkot Surabaya, 26 Januari 2023.-Humas Pemkot Surabaya-

Fakta-fakta itu diungkap oleh Forum Anak Surabaya (FAS) dihadapan media, disaksikan Diskominfo M Fikser dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya, Tomi Ardiyanto.

FAS menyampaikan keprihatinannya terkait permasalahan itu. Para remaja terpaksa menua sebelum waktunya. Harus mengurus anak sambil sekolah. "Mereka juga kehilangan haknya untuk bermain dan belajar," ucap siswi SMKN 10 itu.

Kepala DP3A-PPKB Surabaya Tomi Ardiyanto mengatakan, ada banyak faktor yang mempengaruhi pasangan anak mengajukan dispensasi nikah. Terkadang bukan karena hamil. Tetapi faktor ekonomi keluarga, budaya atau perjodohan orang tua hingga ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri.

BACA JUGA:Sejarah dan Konflik Surat Ijo Surabaya: Menteri ATR BPN Sofyan Djalil Pun Pusing (38)

BACA JUGA:Indonesia Masters 2023: Untuk Kali Pertama, Gregoria Capai Perempat Final


Kadiskominfo M Fikser menjadi moderator acara diskusi perlindungan anak dan pernikahan dini di gedung Eks Humas Pemkot Surabaya, Kamis , 26 Januari 2023.-Diskominfo Surabaya-

"Karena itu juga harus dilakukan pembinaan dan edukasi kepada kelompok-kelompok komunitas, atau lingkungan tertentu yang masih menganggap bahwa pernikahan dini itu biasa," kata mantan Camat Wonokromo itu.

Ia pun tak menampik, bahwa fenomena pernikahan dini tak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi dan internet. Film porno bisa diakses dengan mudah. Bahkan sudah banyak anak SD yang punya HP sendiri. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: