Dosen FPIK Universitas Brawijaya Ikuti Uji Kompetensi LSP AI, Siap Cetak Lulusan Jadi Teknisi Budidaya

Dosen FPIK Universitas Brawijaya Ikuti Uji Kompetensi LSP AI, Siap Cetak Lulusan Jadi Teknisi Budidaya

Puluhan dosen FPIK Universitas Brawijaya mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi dari LSP AI sesuai bidang masing-masing.- Naufal Adibi - Harian Disway

HARIAN DISWAY - Sebanyak 25 dosen Program Studi Akuakultur atau Budidaya Perairan Universitas Brawijaya mengikuti uji kompetensi. 

Ujian itu diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Akuakultur Indonesia (LSP AI).

Adapun uji kompetensi yang diajukan adalah materi budidaya udang. “Karena pada November 2025, sertifikasi dosen Program Studi Budidaya Perairan sudah habis. Maka, kami melakukan re-sertifikasi. Pada 2021, kami sempat mengikuti uji kompetensi di Makassar yang diadakan oleh LSP AI,” terang Seto Sugianto Prabowo Rahardjo, Kepala Program Studi Budidaya Perairan Universitas Brawijaya.

Menurutnya, udang adalah komoditas yang paling banyak diminati. Udang vaname termasuk salah satunya yang paling laku di pasaran dibandingkan udang windu, udang galah, atau jenis udang lainnya.

BACA JUGA:Pertanian Pintar Hadir di Desa Tawangsari: Kolaborasi Mahasiswa Universitas Brawijaya dan Petani Lokal

BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Brawijaya Bangun Sektor Pertanian di Desa Kesemen


Prof. Dr. Yushinta Fujaya, Direktur LSP AI, berhadapan dengan peserta uji kompetensi. - Naufal Adibi - Harian Disway

Saat ini, Program Studi Budidaya Perairan Universitas Brawijaya ingin berfokus pada peminatan budidaya udang. Meliputi pembenihan, pembesaran, hama dan penyakit, sampai manajemen kualitas air kolam budidaya udang.

Empat materi yang ada di Universitas Brawijaya itu selaras dengan materi uji kompetensi yang diselenggarakan oleh LSP AI.

Tujuan dari sertifikasi uji kompetensi tersebut adalah membentuk mahasiswa menjadi teknisi. Terutama pada bidang budidaya udang.

Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa lainnya juga berpotensi menjadi akademisi dan manajer di sebuah institusi.

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Dari Keong Sawah hingga Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Bangkalan

BACA JUGA:Kiat Ray Albani Membudidayakan Lobster di Kota Besar: Memvariasi Pakan Cegah Bosan

“Udang ini nilai jualnya tinggi. Harganya bisa mahal. Sehingga bisa memberikan banyak keuntungan bagi petani. Maka, ketika manfaatnya banyak, akademisi yang ingin mempraktikkan teknologi budidaya itu pun jadi mudah,” ungkap Seto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: