Kesetaraan Program Sarjana dan Diploma
MAHASISWA vokasi Unair bersama siswa SDN 3 Carangwulung, Jombang. Para mahasiswa itu melaksanakan program Vospro Mengajar 2022.-istimewa-
Bahkan, bisa dikatakan kebijakan pemerintah melalui Kemendikbudristek saat ini cenderung memberikan glorifikasi terhadap pendidikan vokasi. Program Kampus Merdeka Belajar rasanya sudah cukup bukti untuk menunjukkan bahwa pendidikan ”rasa” vokasi sedang digandrungi pemangku kebijakan untuk menjadi pioner dalam melakukan transformasi di tubuh pendidikan tinggi.
Ketertarikan pemangku kebijakan terhadap pendidikan vokasional dapat dilihat pada penyelenggaraan program MSIB (magang dan studi independen bersertifikat) yang sudah berjalan hingga empat batch. Artinya, pemangku kebijakan mulai sadar bahwa pendidikan vokasi memang relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Pendidikan vokasi, yang dulu dianaktirikan baik oleh pemangku kebijakan maupun masyarakat awam, kini telah berhasil melakukan transformasi dan justru mengubah keadaan. Metode pembelajaran ”project based learning” yang kini dianjurkan oleh Kemendikbudristek untuk diterapkan pada jenjang sarjana sebetulnya telah lebih dahulu diimplementasikan pada program diploma.
Melihat fenomena tersebut, dapat dikatakan bahwa vokasi dulu dan kini sudah berubah. Dulu pendidikan vokasi dianggap sebelah mata oleh masyarakat awam dan menjadi opsi cadangan. Namun, kini pendidikan vokasi perguruan tinggi (program diploma) sudah berada satu tingkat dengan program sarjana.
Dulu tahap seleksi penerimaan mahasiswa baru program sarjana selalu lebih dahulu jika dibandingkan dengan diploma. Akan tetapi, saat ini semua jenjang memiliki kesempatan yang sama untuk menjaring calon mahasiswa melalui proses dan tahapan yang sama pula. (*)
Anwar Ma’aruf
Dekan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: