2.002 Siswa, dan 1.001 Judul Penelitian Pecahkan Rekor Muri

2.002 Siswa, dan 1.001 Judul Penelitian Pecahkan Rekor Muri

Banner hasil penelitian karya peserta Lomba Penelitian SD/SMP se-Surabaya dipajang di Balai Budaya, kompleks Alun-Alun Surabaya.-Foto: Syahrul Rozak Yahya-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Minat siswa Surabaya terhadap penelitian cukup besar. Lomba Penelitian SD/SMP se-Surabaya diikuti 2002 siswa. Saking banyaknya hingga lomba itu mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri). 

Dari 2.002 siswa, dihasilkan 1.001 judul karya penelitian berbagai bidang. Untuk pelajar SD satu bidang saja, yaitu, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sedangkan pelajar SMP, ada enam bidang: Fisika, Ilmu Hayati, Komputer, Lingkungan, Matematika, dan Sosial.

Hasil karya ribuan siswa berbagai sekolah itu dipamerkan melalui poster, yang dipajang di sela ruang-ruang Balai Budaya, Surabaya. "Ini, belum pernah dilakukan di Indonesia. Inilah yang pertama di Indonesia," ujar Triyono, senior manager Muri.

BACA JUGA:Pegawai Pemkot Surabaya Wajib Menyanyikan Indonesia Raya dan Bagimu Negeri Pagi dan Sore

Selain berhasil memecahkan rekor Muri itu, Pemkot Surabaya juga bakal menindaklanjuti hasil penelitian para siswa itu. Pemkot akan melakukan seleksi untuk pengembangan selanjutnya. Hal itu dilakukan, untuk memenuhi kepentingan warga, maupun pemkot. 


Siswa SD Islam Al-Azhar menjelaskan cara kerja alarm suhu serbaguna karya mereka.-Foto: Syahrul Rozak Yahya-Harian Disway-

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap hasil penelitian para siswa tersebut tidak berhenti sampai lomba. Tetapi, bisa menghasilkan nilai yang lebih bermanfaat. 

"Misal penelitian seperti pupuk tadi, itu bisa dikembangkan melalui laboratorium. Kalau ternyata hasilnya luar biasa, bisa digunakan. Nanti kita coba. Kalau berhasil, produknya dikembangkan. Ini bisa digunakan untuk pemkot dan disampaikan kepada masyarakat," ujar Eri. 

Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, rekor Muri hanyalah stimulus bagi peserta. Namun, yang lebih penting penelitian ini menjadi kegiatan rutin di sekolah. "Kegiatan ini agar dilakukan lebih masif lagi melalui Kurikulum Merdeka. Sekaligus untuk menumbuhkan talenta para siswa SD dan SMP, di Surabaya," kata Yusuf.  (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: