Kesempatan Mahasiswa Bidikmisi Ikut KKN Internasional

Kesempatan Mahasiswa Bidikmisi Ikut KKN Internasional

MAHASISWA Unair melakukan KKN internasional di Groningen, Belanda.-Humas Unair-

Dalam kegiatan KKN internasional, mahasiswa akan berkesempatan berkenalan dan bergaul dengan mahasiswa dan dosen lain dari beragam etnis dan latar belakang sosial-budaya. Itu tentu menjadi pengalaman baru yang bermanfaat bagi pengembangan kepribadian mahasiswa. 

Berbeda dengan mahasiswa yang kurang pergaulan dan hanya berkutat dengan komunitasnya sendiri, mahasiswa yang mengikuti KKN internasional sering kali tumbuh dengan kepribadian yang toleran. Alih-alih berkepribadian yang kaku dan soliter, mahasiswa yang ikut kegiatan KKN internasional umumnya berwawasan lebih terbuka dan mampu mengembangkan sikap solider yang baik.

Keterlibatan mahasiswa dalam KKN internasional bukan sekadar gengsi atau kebanggaan karena terlibat dalam kegiatan yang berskala internasional. Memang, mahasiswa yang ikut KKN internasional akan mendapatkan apresiasi tersendiri. Secara personal, mereka tentu patut dan sah bangga atas apa yang dilakukan. 

Meski demikian, tujuan utama KKN internasional tentu bukan untuk reputasi pribadi seperti itu. Terlibat dalam kegiatan KKN internasional sesungguhnya adalah peluang untuk melihat dunia yang lebih luas –yang ujung-ujungnya akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa mengembangkan potensi dirinya dalam skala yang lebih signifikan.

 

Mahasiswa Bidikmisi

Tidak semua mahasiswa di tanah air mampu dan beruntung terlibat dalam kegiatan KKN internasional. Harus diakui, ikut KKN internasional membutuhkan biaya yang tidak murah. Jutaan atau bahkan puluhan juta rupiah dibutuhkan untuk membiayai keterlibatan mahasiswa dalam program KKN internasional.

Mengandalkan sumbangan biaya mandiri kepada mahasiswa untuk dapat ikut kegiatan KKN internasional tentu tidak adil bagi mahasiswa dari kelompok masyarakat menengah ke bawah. Di kalangan mahasiswa bidikmisi, misalnya, peluang mereka untuk ikut program KKN internasional tentu sangat kecil, bahkan mustahil. Tidak mungkin dengan kemampuan ekonomi keluarganya, mahasiswa bidikmisi dapat terlibat dalam kegiatan KKN internasional. Selain tiket pesawat yang mahal, jelas kebutuhan hidup dan akomodasi selama tinggal di luar negeri membutuhkan dana yang tidak kecil.

BACA JUGA:Baznas Surabaya Buka Program Beasiswa Khusus Santri

BACA JUGA:Memburu Beasiswa untuk Kuliah? Inilah 10 yang Bisa Dibidik

BACA JUGA:Raih Beasiswa Korea, Aktivitas Sangat Padat

Untuk membuka peluang dan kesempatan yang adil bagi semua mahasiswa agar dapat ikut dalam program KKN internasional, di sini peran PT dan Kemendikbud sangatlah strategis. Bagi mahasiswa bidikmisi yang miskin, kemungkinan mereka terlibat dalam kegiatan KKN internasional harus menggantungkan diri pada dukungan PT dan dana dari pemerintah, khususnya Direktorat Pendidikan Tinggi.

Di sejumlah universitas, memang cukup banyak yang menyediakan alokasi dana student outbound untuk mendukung keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan KKN internasional, ikut konferensi di luar negeri, atau ikut lomba yang diselenggarakan PT global. Untuk memperluas kesempatan mahasiswa bidikmisi ikut merasakan pengalaman KKN di luar negeri, dukungan dana terhadap mereka tentu perlu diperluas. 

Tanpa dukungan dan kepedulian pimpinan PT dan pemerintah, jangan harap mahasiswa bidikmisi dapat merasakan pengalaman yang berharga bergaul dan bekerja sama dengan komunitas akademik di tingkat global. (*)

 

Gadis Meinar Sari, ketua LPPM Universitas Airlangga  

 


Bagong Suyanto, dekan FISIP Universitas Airlangga

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: