Gibran, Sjahrir, dan Muhammad Al-Fatih

Gibran, Sjahrir, dan Muhammad Al-Fatih

Ilutrasi Gibran diidentikkan dengan Muhammad Al-Fatih dan Sutan Sjahrir--

BACA JUGA:Bekingan Kuat! 3 Eks Jenderal Kapolri Dukung Prabowo-Gibran

Ketika akhirnya MK membuat putusan yang membuka jalan bagi Gibran untuk maju sebagai cawapres, publik tahu bahwa skenario itu sudah dipersiapkan dengan matang. Kampanye Anwar Usman yang menyebut-nyebut kepemimpinan Muhammad Al-Fatih menjadi indikasi kampanye terselubung untuk memuluskan jalan bagi Gibran.

Menyamakan Gibran dengan Muhammad Al-Fatih boleh-boleh saja. Namun, risikonya harus siap menjadi bahan rundungan dan bahan tertawaan publik. Muhammad Al-Fatih ialah pahlawan Islam yang berhasil menundukkan Konstantinopel melalui perang besar yang dipimpinnya sendiri. Usianya ketika itu masih 22 tahun. 

Muhammad Al-Fatih menjadi legenda sejarah. Taktik militernya yang cemerlang bisa menghancurkan benteng Konstantinopel yang menjadi lambang supremasi militer Barat. 

BACA JUGA:Gibran Cawapres Prabowo Janji Bakal Kucurkan Dana Abadi Pesantren Jika Menang Pemilu 2024

BACA JUGA:Sosok Rosan Roeslani, Pengusaha dan Wamen BUMN yang Jadi Ketua Tim Kampanye Prabowo-Gibran

Salah satu strategi hebat yang dilakukan Al-Fatih adalah membawa kapal-kapal perangnya menyeberangi bukit dengan menggunakan balok-balok kayu berpelicin minyak dan lemak. Dengan menyeberangi bukit itu, pasukan Al-Fatih lolos dari adangan kapal lawan serta bisa menyerang langsung ke benteng pertahanan lawan dan merebutnya.

Kisah heroik Al-Fatih itu menjadi salah satu legenda besar dalam sejarah militer dunia. Al-Fatih menjadi sultan selama kurang lebih 30 tahun dan membawa masa keemasan dalam sejarah Turkiye Utsmani.

Kalau Anwar Usman pernah membaca sejarah Muhammad Al-Fatih –atau setidaknya menonton filmnya– tentu ia akan berpikir serius sebelum melakukan penyamaan yang manipulatif dengan keponakannya. Sekarang Anwar Usman menghadapi pengadilan Mahkamah Kehormatan MK untuk menyelidiki kemungkinan pelanggaran etika yang dilakukannya. 

BACA JUGA:Bungsu vs Sulung: Kaesang vs Gibran

BACA JUGA:Gibran dalam Puzzle Politik

Ketua Partai Golkar Airlangga Hartarto melakukan hal yang sama terhadap Gibran. Kali ini Airlangga menyamakan Gibran dengan Sutan Sjahrir. Kali ini agak lumayan. Sebab, perbandingannya dengan tokoh kemerdekaan lokal. Kalau Anwar Usman dianggap lebay berat, Airlangga dianggap lebay juga.

Menyamakan Gibran dengan Sjahrir bisa dianggap sebagai manipulasi sejarah. Kecuali umurnya yang sama-sama 36 tahun, tidak ada satu pun karakteristik Gibran yang bisa dimiripkan dengan Sjahrir. Meski masa pemerintahannya singkat, Sjahrir mengukir sejarah emas dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sjahrir tidak punya bapak yang menjadi presiden. Ia berjuang sejak usia muda dan memilih jalan perlawanan ketimbang jalan kompromi. Ia diasingkan ke Boven Digul dan masuk penjara. 

BACA JUGA:Langkah Kuda Gibran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: