Konflik Keluarga dalam Pembunuhan di Subang
Ilustrasi pembunuhan di Subang.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Korban Pembunuhan di Pemalang Berseragam Pramuka
BACA JUGA:Jangan Jadi Korban Pembunuhan
Itu artikel ilmiah bisnis. Josh Baron adalah pendiri Banyan Global Family Business Advisors dan dosen tamu pendidikan eksekutif di Harvard Business School, Amerika Serikat.
Baron menggambarkan konflik dalam perusahaan, termasuk perusahaan keluarga, ada dua: konflik besar dan kecil.
Besar adalah yang menimbulkan kemarahan meluap, sampai terjadi PHK atau mengundurkan diri dari salah satu personel perusahaan. Kecil adalah konflik harian biasa, yang umumnya terjadi dalam setiap perusahaan.
Tingkat bahayanya sama. Konflik besar menimbulkan perpecahan. Konflik kecil bakal menumpuk dan terpendam, suatu saat bakal meledak jadi kemarahan besar.
Baron: ”Konflik adalah masalah Goldilocks. Kedua ujung spektrum pada akhirnya tidak berkelanjutan. Sehingga posisi terbaik adalah di tengah-tengah.”
Goldilocks adalah dongeng anak-anak AS. Tentang gadis kecil pemilih yang cerewet. Dia bersikeras bahwa buburnya harus tepat, tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Dongeng itu bernilai filosofis: Sikap hidup manusia harus ada di tengah-tengah. Bukan pemarah, tapi juga tidak boleh terlalu sabar. Dermawan, tapi tidak gampang ditipu orang.
Baron menarik kesimpulan Goldilocks lebih jauh. Bumi berada di tempat yang oleh para astronom disebut sebagai Zona Goldilocks. Tidak dekat dengan matahari, tapi juga tidak terlalu jauh. Seumpama terlalu dekat, bumi dan seisinya bakal terbakar. Seandainya terlalu jauh, semuanya membeku yang makhluk apa pun bakal mati. Jadi, posisi bumi dan matahari harus tepat meski keduanya sama-sama berputar.
Begitu juga konflik antarorang dalam perusahaan. Konflik besar menimbulkan perpecahan. Konflik kecil menumpuk terpendam, suatu saat bakal meledak jadi perpecahan juga.
Baron: ”Di antara kedua ekstrem itu terdapat jalan tengah yang sehat, di mana isu-isu sulit dapat diangkat, diatasi, dan diselesaikan tanpa menimbulkan kerusakan jangka panjang terhadap hubungan atau aset bersama. Itulah manajemen.”
Dilanjut: ”Kenyataannya, jika kepentingan sebuah keluarga tidak selaras, suatu kejadian yang jarang terjadi dalam pengalaman saya, konflik tidak dapat dihindari.”
Di kasus pembunuhan Subang, terkait yayasan, sejak awal sudah berpotensi konflik. Yosep mendirikan yayasan bersama istri muda. Rupanya Yosep mengatasi itu dengan cara memberikan gaji yang sama rata di posisi jabatan vital. Namun, itu tidak mampu meredam konflik.
Bahkan, yayasan diduga memanipulasi dana BOS. Berarti, konflik motif rebutan uang berakibat uang yayasan terkuras. Untuk menutupinya, dengan cara melaporkan ke dinas pendidikan nama siswa fiktif agar dapat dana BOS lebih besar.
Itu pun belum mengatasi persoalan. Sampai diduga mengakibatkan pembunuhan Tuti dan Amel. Ini baru dugaan yang akan dibuktikan polisi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: