Festival Kuliner Pasar Guyub Surabaya Berlangsung 11 Hari, Pamerkan Beragam Kuliner Khas Dagangan Tradisional

Festival Kuliner Pasar Guyub Surabaya Berlangsung 11 Hari, Pamerkan Beragam Kuliner Khas Dagangan Tradisional

Festival Kuliner Pasar Guyub di Atrium Grand City Mall Surabaya.-Novia Herawati-Harian Disway -

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Festival Kuliner Pasar Guyub hadir di Kota Pahlawan selama 11 hari penuh. Yakni mulai 29 Mei hingga 9 Juni 2024.

Bertampat di Atrium Grand City Mall Surabaya selama 11 hari, festival ini menyajikan berbagai makanan dan minuman tradisional khas Indonesia. Utamanya yang dijual di pasar tradisional. 

Ada total 60 jenis masakan tradisional yang dipamerkan. 

Event yang diinisiasi oleh Grand City Mall dan PT Samsaka Lestari Rasa itu berhasil memikat pengunjung dengan kelezatan hidangan yang otentik. Ada dawet Bu Darmi dari Solo, leker gajah Solo, mie pentil dari Pasar Prawirotaman Yogyakarta, beras dari Ngasem Yogyakarta, dan masih banyak lagi. 

Manager Marketing Communication Grand City Surabaya, Iwan Wijaya mengatakan, Pasar Guyub bertujuan untuk memperkenalkan dan mempertahankan keberagaman kuliner Indonesia di tengah arus globalisasi.

BACA JUGA: 5 Kuliner Khas yang Wajib Dicoba Saat Mudik ke Blora, Ada Lontong Mbleyer

"Kami ingin generasi muda menghargai warisan kuliner lokal, agar tidak terlalu terpaku pada makanan dari luar negeri," ujarnya ditemui di Atrium Grand City Mall Surabaya, Sabtu, 1 Juni 2024.

Selain sebagai ajang pameran kuliner, Pasar Guyub juga menjadi panggung bagi pedagang tradisional untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik produk mereka. 

"Jadi pedagang tradisional, kita angkat tampilannya menjadi lebih menarik, bisa masuk ke media sosial juga dan jadi naik kelas lagi," tutur Iwan.

BACA JUGA:Rekomendasi Buat Para Foodies, Silakan Mencoba 10 Kuliner Tradisional Legendaris di Pasar Atom Surabaya

Iwan berharap, melalui gelaran selama 12 hari ini, warga Kota Pahlawan bisa merasakan dan mengenal kekayaan kuliner Indonesia. 

Meskipun masih terpusat di wilayah Jawa, festival ini merupakan langkah awal untuk mengangkat kelezatan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.

"Mobilisasi pedagang ini agak susah dari pasar-pasar, karena masih tradisional. Mereka belum punya power yang banyak, jadi kita belum bisa kalau terlalu jauh," tandasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: