Utang Luar Negeri Indonesia Pada Mei 2024 Tetap Terkendali

Utang Luar Negeri Indonesia Pada Mei 2024 Tetap Terkendali

Mengelola uang dengan bijak merupakan kunci untuk meningkatkan kekayaan. -Pinterest-

Sebagai salah satu pilar dalam pembiayaan APBN, penggunaan ULN diarahkan untuk mendukung sektor-sektor produktif dan prioritas.

Di antara sektor-sektor tersebut, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mendominasi dengan kontribusi mencapai 21,0% dari total ULN pemerintah, diikuti oleh Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,7%), Jasa Pendidikan (16,8%) ,Konstruksi (13,6%), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,5%). Menariknya, hampir seluruh ULN pemerintah memiliki tenor jangka panjang, yang mencapai 99,99% dari total ULN.

BACA JUGA:FGD Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Bali (1): Menyikapi Ancaman Ekonomi Global

Di sisi lain, ULN swasta juga menunjukkan ketahanan yang baik. Pada Mei 2024, posisi ULN swasta tercatat 197,6 miliar dolar AS, meski mengalami kontraksi 0,4% (yoy), melanjutkan tren kontraksi dari bulan April yang mencapai 2,8% (yoy).

Penurunan ini terutama disebabkan oleh lembaga keuangan yang terkontraksi 2,6% (yoy), sementara perusahaan non-lembaga keuangan justru mencatatkan pertumbuhan tipis sebesar 0,1% (yoy). 

BACA JUGA:Podcast mes-emil: Bank Indonesia Jatim Dorong Pengembangan Ekosistem Ekonomi dan Keuangan Syariah

Sektor-sektor yang menjadi pendorong utama ULN swasta mencakup **Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian, yang secara keseluruhan menyumbang 78,9% dari total ULN swasta.

Sebagian besar ULN swasta juga didominasi oleh ULN jangka panjang, dengan pangsa mencapai 76,1%

BACA JUGA:Pesan Jokowi Kepada Para Atlet Kontingen Indonesia di Olimpiade Ke-33 Paris: Tetap Optimi

Secara keseluruhan, BI melaporkan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tercatat sebesar 29,8%.

Mayoritas ULN yang ada adalah jangka panjang, dengan pangsa mencapai 85,9% dari total ULN. Untuk menjaga kesehatan struktur ULN, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN.

Upaya ini penting untuk meminimalkan risiko yang dapat mengganggu stabilitas perekonomian nasional.

BACA JUGA:Jokowi Beri Tenggat: Semua Layanan Terganggu Akibat Serangan ke PDNS Harus Pulih Pada Bulan Juli

ULN akan terus dioptimalkan sebagai alat untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, kerja sama yang solid antara semua pihak akan sangat menentukan kesuksesan upaya tersebut.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: