Menyusuri Jejak Revolusi Kota Lama Surabaya (1): Kenalkan Sejarah Surabaya
Ady Setyawan, founder Komunitas Roodebrug Soerabaia, mengajak anak-anak belajar sejarah dengan cara yang asyik dalam program walk tour Kota Lama Surabaya pada Sabtu, 13 Juli 2024.-Sahirol Layeli/Harian Disway-
Belajar sejarah perjuangan Arek-arek Suroboyo di masa kemerdekaan bisa dengan berbagai cara. Salah satunya yang dilakukan Roodebrug Soerabaia. Komunitas yang sudah 14 tahun menekuni sejarah lokal Surabaya itu menggelar walk tour, menyusuri jejak revolusi dari Surabaya Kota Lama.
---
Acara yang digelar Sabtu, 13 Juli 2024 itu diikuti oleh anak-anak berusia 5-13 tahun. Mereka lebih dulu berkumpul di depan miniatur mobil Mallaby yang berada di taman sejarah Wisata Surabaya Kota Lama zona Eropa.
Founder komunitas Roodebrug Soerabaia Ady Setyawan bercerita kepada anak-anak tersebut. Mulai dari sejarah pertempuran Surabaya yang menewaskan Brigadir Jenderal AWS Mallaby, sejarah gedung, bank, hingga pabrik lawas.
Ady bisa mengemas sejarah Surabaya yang begitu panjang menjadi sebuah dongeng yang begitu ringan. Tidak terkesan berat yang bikin orang mengantuk. Anak-anak pun begitu ceria dan aktif saat mendengarkan. "Ini adalah replika mobil Mallaby, jenderal Inggris yang tewas dalam baku tembak pertempuran Surabaya," ucap Adhy.
Keasyikan anak-anak saat mengikuti program walk tour Kota Lama Surabaya bersama founder Komunitas Roodebrug Soerabaia Ady Setyawan pada Sabtu sore, 13 Juli 2024.-Sahirol Layeli/Harian Disway-
"Di mana tempat duduknya Jenderal Mallaby, hayo?" seru Adhy memberi pertanyaan.
"Di kursi sebelah kiri," kata seorang anak.
BACA JUGA:Disaksikan Ribuan Warga, Kota Lama Surabaya Resmi Dibuka
BACA JUGA:Habis Revitalisasi Kota Lama, Terbitlah Surabaya Waterfront Land
Setelah itu, Adhy mengajak anak-anak berkeliling Kota Lama Surabaya menuju gedung De Javasche Bank. Di sana, Ia bercerita bahwa bank tersebut merupakan tertua yang berhasil dibobol oleh para pejuang arek-arek Surabaya.
Anak-anak pun berhenti sejenak dan mengabadikan foto. Kemudian berlanjut mengelilingi gedung Internatio yang berdiri gagah dan menjadi ikon arsitektur lawas eropa.
Kemudian, peserta walk tour menyeberang menuju Jalan Glatik (stadhuissteeg). Di sana, anak-anak diajak untuk mencicipi es krim jadul. Tentu saja, satu cup es krim membuat anak-anak bahagia. Terlihat begitu jelas dari raut wajah yang semringah.
BACA JUGA:Revitalisasi Kota Lama, Merajut Imajinasi Bernuansa Oud Soerabaia
BACA JUGA:Diresmikan 23 Juni 2024, Ini Transportasi Publik Menuju Kota Lama Surabaya!
Anak-anak pun berlanjut menyusuri Jalan Glatik dan sampai lah di depan gedung Siropen. Pabrik sirup tertua di Indonesia dengan nama Pabrik Limoen JC Van Drongelen & Hellfach.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: